Ratusan Warga Tampilkan Kekayaan Seni Budaya Kawasan Borobudur

  • Bagikan
MAGELANG - Kekayaan seni budaya masyarakat di sekitar kawasan Borobudur memang luar biasa. Salah satunya ditampilkan dalam peringatan Hari Warisan Pusaka Dunia dan pembukaan Ruwat Rawat Borobudur di Lapangan Desa Sutopati, Kajoran, Magelang, Selasa (18/4).  Berbagai atraksi kesenian rakyat dipentaskan di panggung dengan latar belakang lahan pertanian. Ratusan warga dari 13 dusun di Desa Sutopati terlibat dalam pentas. Mereka membawakan berbagai tarian. Masing-masing dusun menampilkan atraksi seni yang dikembangkannya. Puncaknya warga Dusun Kledung Kulon memainkan Sendratari Kidung Karmawibangga. Hadir di acara yang sempat diguyur hujan lebat ini Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Najamuddin Ramly, anggota DPR RI Abdul Kadir Karding, Staf Ahli Menpar bidang Multikultural Hari Untoro Drajat, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Watie Murany dan sejumlah pejabat SKPD Kabupaten Magelang. Tampak melayani para tamu Kepala Desa Sutopati Yuli Susantiko dan penggagas Ruwat Rawat Borobudur Sucoro. Saat memberikan sambutan sebelum membuka acara, Najamuddin Ramly menegaskan kekayaan warisan budaya Nusantara sungguh luar biasa. Hal itu bisa dilihat dari apa yang dipentaskan oleh warga di kawasan Borobudur ini. "Borobudur itu simbol puncak peradaban. Borobudur lestari hingga kini dengan dikawal oleh umat Islam yang mayoritas di Magelang. Ini sekaligus bukti bahwa keragaman dan keharmonisan anak bangsa itu ada dan kuat sejak dulu," tegasnya. Najamuddin juga mengapresiasi langkah Sucoro yang tak pernah berhenti mengembangkan kesenian rakyat demi kemaslahatan. Tak pernah meminta uang, tapi kesenannya terus jalan. "Suatu hari nanti, kalau peringatan Hari Pusaka Dunia di Paris, Pak Coro harus ikut saya," seloroh Najamuddin disambut tepuk tangan penonton.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan