Naik Peringkat Daya Saing Pariwisata Indonesia

  • Bagikan
Harus diingat, dalam konteks pariwisata, homestay itu tidak sekedar membuat properti bangunan rumah. Pengembangannya harus dilihat secara holistik. Harus dekat dengan destinasi wisata dan dipikirkan aspek-aspek lain agar bisa menghidupkan destinasi. Bangunannya harus menggunakan arsitektur Nusantara agar tercipta identitas ke-Indonesia-annya. Harus didorong agar tradisi dan budaya masyarakatnya bisa menjadi atraksi bagi para wisatawan. Juga, standar hospitality-nya dijaga agar memenuhi ekspektasi konsumen. Ketiga, Aksesibilitas Udara. Mengembangkan konektivitas ini kalau di dalam kriteria TTCI mencakup berbagai kriteria seperti: Air Transport Infrastructure, Ground and Port Infrastructure, dan Tourist ServiceInfrastructure. Termasuk juga di dalamnya kriteria seperti: ICT Readiness, Safety and Security, dan International Openess. Jadi cakupan program prioritas ini di dalam TTCI cukup luas. Ini adalah PR terbesar kita tahun ini. Soal Air Connectivity bagi kita tidak bisa dibilang mendesak lagi, tapi sudah darurat, karena kita telah mengalami defisit seats capacity sebanyak 2 juta kursi untuk memenuhi target jumlah 15 juta wisman tahun ini. Kalau kita tidak bisa menutup defisit 2 juta seat ini akhir tahun ini, maka di 2018 dan 2019 kita akan lebih repot lagi. Itu sebabnya minggu ini saya melakukan safari lagi ke maskapai dan bandara untuk mendapatkan tambahan slot di bandara dan meningkatkan jumlah maskapai yang terbang direct flight ke Tanah Air. Lessons-Learned Ada beberapa pelajaran berharga yang kita dapat dari keberhasilan menaikkan peringkat kita di TTCI.Pertama, attention to detail, teliti dalam melakukan eksekusi. Semua ini bisa kita wujudkan bukan dengan cara main perintah ke anak buah. Hanya asal perintah ke anak buah, pokoknya harus tercapai. Seorang leader harus punya attention to detail, harus masuk ke detail-detail, tidak bisa asal tahu beres. Itu sebabnya saya minta ke Pak Sams untuk “memelototin” satu-persatu setiap pilar TTCI yang harus dikejar target score-nya. Kita bedah mulai dari angkanya, elemennya seperti apa, pertanyaannya apa saja, kemudian dicermati satu-persatu pairing-nya dengan kementerian lain. Tidak bisa tidak seorang leader harus detail.  Ingat, the devil is in detail.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan