Sambut Industri Pariwisata, Kabupaten Semarang Gembleng 50 Pemandu

  • Bagikan
Karena itu para pelaku wisata harus  digembleng kemampuanya. Tidak saja manajemen tapi juga kemampuan teknis terkait pelayanan kepada pengunjung. "Selama latihan itu, selain kita beri paparan dan latihan di ruangan, peserta juga praktek di obyek wisata Bukit Cinta dan Keraton Solo, termasuk praktek kepemanduan di dalam bis (meeting on the bus)," jelas Aris. Menurutnya, meningkatkan pengetahuan pemandu wisata lokal harus melalui mekanisme yang berstandar sertifikat. Karena itu pelatihan yang mereka gelar juga dalam rangka fasilitasi persiapan untuk menghadapi sertitifikasi pemandu wisata. "Dari kegiatan ini harapan kami bisa mendukung program unggulan di Kab. Semarang, yaitu Intanpari. Yang menekankan pembangunan Industri, Pertanian dan Pariwisata." Dari 50 peserta yang ikut, hasilnya cukup bagus. Sehingga layak untuk diberi sertifikat kemampuan kepemanduan wisata. "Setelah pelatihan pastilah kemampaun mereka bertambah, kualitas juga bertambah sehingga bisa memberi pelayanan yang lebih baik," tambahnya. Menpar Arief Yahya menyarankan agar daerah-daerah segera menaikkan kapasitas dan kemampuan industrinya, lakukan sertifikasi kompetensi. Minimal sesuai dengan standart ASEAN. "Namanya, ASEAN Mutual Recognition Arrangements (MRAs). Kemenpar punya program pelatihan ini di Deputi Kelembagaan dan SDM," kata Arief Yahya. Selain itu, yang paling penting adalah prinsip bahwa sejak sekarang harus menggunakan global standart. Standart internasional, yang bisa menjamin industri pariwisata nasional mampu bersaing ke level global. "Jika ingin menjadi global player, maka harus jadi global standart," ungkap Arief Yahya.(*)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan