Menpar, Menteri DPDTT dan Menkop UMKM Kompak Bangun Desa Wisata

JAKARTA - Kolaborasi ala Three Musketeer untuk menerapkan Indonesia Incorporated diterapkan tiga menteri sekaligus. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Eko Putro Sandjojo, dan Menteri Koperasi dan UMKM RI AA GN Puspayoga. Mereka kompak mengeluarkan jurus andalan guna menyukseskan program Homestay Desa Wisata.
"Ini adalah kolaborasi yang pas. Desa, UMKM dan pariwisata bersinergi membangun Desa Wisata,” kata Menteri DPDTT, Eko Putro Sandjojo pada penutupan Jakarta Meeting Week 2017 di Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (9/5).
Dan ternyata, jumlah desa yang berpotensi dibangun menjadi desa wisata jumlahnya sangat banyak. Eko memaparkan, untuk kategori desa wisata bahari, jumlahnya mencapai 787 desa, kategori Desa Wisata Sungai, jumlahnya mencapai 576, Desa Wisata Irigasi angkanya menembus 165, dan Desa Wisata Danau, jumlahnya mencapai 374.
“Itu pemetaan yang sudah kami lakukan. Destinasi mana saja yang paling siap untuk diformat menjadi Desa Wisata masih dirundingkan bersama Kementerian Pariwisata,” kata Menteri Eko.
Yang tercepat, lanjut Menteri Eko, tentu desa wisata yang connect dengan tiga greater, Bali, Kepri dan Jakarta. Selain menjadi pintu masuk utama wisatawan mancanegara (wisman) ke Tanah Air, tiga-tiganya sudah siap dengan Atraksi, Akses dan Amenitas (3A) berstandar dunia. Sekedar gambaran, saat ini Bali menyumbang 40% wisman ke Indonesia, Jakarta 30% dan Kepri 20%.
Di antara nama-nama desa wisata yang sudah eksis, ada Desa Penglipuran, Bali, yang sudah mendunia. Belum lama ini, salah satu desa di Pulau Dewata itu dinobatkan menjadi salah satu desa wisata terbaik di dunia. Namanya sejajar dengan Desa Giethoorn di Belanda serta Mawlynnong di India. Kehidupan masyarakat, pola komunikasi, tradisi dan budaya lokal, kebersihan, keamanan hingga homestay, semuanya berstandar global.