Rhenald Kasali Terjemahkan Digital Disruption di Rakornas II Pariwisata

  • Bagikan
“Zaman sekarang sudah berubah. Tahun 2010 kita bicara soal transformasi, tahun 2015 kita omongin disruption, ada perubahan yang lebih dhasyat lagi. Tanpa disadari saat ini, banyak orang sudah kehilangan pekerjaannya, seperti teller di bank,” kata Rhenald. Pertanyaannya kenapa bisa begitu? “Old game is over. Pertempurannya sekarang sudah bergeser ke model bisnisnya,” ujarnya. Tak percaya? Dulu, mindset orang adalah adalah beli, miliki, dan menguasai. Sekarang tidak harus memiliki, tapi memanfaatkan kekosongan atau kapasitas yang kosong milik orang. "Hantu pengusaha sekarang asalah fixed cost. Gaji, listrik, operasional, dan lainnya. Karena itu syatem penggajian pun berubah secara mendasar," kata Rhenal. Dia mencontohkan video pencuri sepatu di India pun tekniknya makin pintar. Dia juga menggambarjan sepeda electric yang diremote. "Dulu orang takut kendaraan itu dicuri orang. Kelak orang lebih takut kalau password atau remote nya yang dicuri orang," ungkap dia. Mindsetnya birokratik, itu masih beli dan kuasai. Sekarang berbeda, Demand customer  lebih simpel, lebih murah, lebih terjangkau dan lebih cepat. Cravar misalnya. Produk kerajinan kulit asal Indonesia itu membrandol $ 30K di projek pertamanya. Setelah itu menjadi USD 55K di projek kedua. Kemudian diikuti USD 25K dan USD 19K di projek ketiga dan keempatnya. Semakin lama semakin murah, makin terjangkau dan makin cepat. Ini lah yang disebut Rhenald sebagai disruption. Sebuah inovasi yang menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru. Disruption berpotensi menggantikan pemain-pemain lama dengan yang baru. Disruption menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologl digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien, juga lebih bermanfaat.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan