Menpar Arief Sarankan Homestay Desa Wisata di Kampung Dekat BTS

  • Bagikan
‘’Kalau danaunya kering. Apa yang menarik bagi wisatawan. Lagi pula bila danau kering, tentu akan berpengaruh pada lingkungan sekitarnya. Karena itu Pemda mendukung sekali even ini,’’ ujarnya. Kegiatan ini sebenarnya pernah dilakukan di tempat yang sama oleh Laskar Hijau sejak tahun 2006 - 2010 dengan title "Maulid Hijau" di Ranu Klakah, Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah. Bedanya, kali ini panggung yang digunakan mengapung di atas air dengan ukuran 20x10 meter. Panggung ditopang dengan pelampung puluhan tangki kecil atau drum agar bisa menopang panggung di atas air.  Untuk menuju panggung yang berada di atas ranau atau danau kecil itu dari tepi danau, terhubung jembatan kayu yang ditopang drum dengan panjang jembatan sekitar  20 meter dari tepi ranu. Sedangkan lebar jembatan 1,5 meter. Kegiatan ini akan dimulai pada pukul  12.30 dengan istighosah kubro bersama warga sekitar Ranu Klakah. Rencananya Bupati Lumajang akan hadir. Kemudian dilanjutkan dengan pagelaran budaya yang meliputi seni tari, musik dan teater dari seniman-seniman Lumajang, Malang dan Probolinggo. ‘’Mereka berpartisipasi secara sukarela karena kepeduliaannya kepada pelestarian budaya dan lingkungan. Panggung ini adalah panggung rakyat, siapapun boleh hadir menyaksikan dan menampilkan karya seninya,’’ kata A'ak Abdullah Al-Kudus, penggagas even yang juta Ketua Laskar Hijau. Menurut A’ak, yang akrab dipanggil Gus Aak ini, mengapa perlu ada kegiatan ruwat ranu ini. Tidak lain karena Gunung Lemongan merupakan benteng ekologi Kabupaten Lumajang wilayah utara yang memiliki total 13 Ranu (Maar).
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan