Kemendes PDTT Berpotensi Bangun Lebih dari 5 Ribu Homestay Tahun Ini

Anwar menambahkan, jika anggaran Kemendes PDTT tahun depan disetujui naik dua kali lipat menjadi Rp 120 triliun dari Rp 60 triliun pada tahun ini, maka kemungkinan besar tahun depan pembangunan homestay akan lebih banyak lagi. Minimal dua kali lipat dari yang bisa dilakukan tahun ini.
"Namun dibutuhkan pengelolaan secara korporasi bisa melalui BUMDes atau lainnya agar pembangunan homestay ini benar-benar memberikan dampak ekonomi pada desa-desa yang memiliki potensi tersebut," kata Anwar dalam intonasi yang meyakinkan.
Anwar mengungkapkan, saat ini dana desa yang diberikan ke masing-masing desa sebesar Rp 800 juta. Terkait bagaimana pengembangan pariwisata di pedesaan dengan turut membantu pembangunan homestay, pihaknya berharap Kemenpar turut memberikan pendampingan dan membantu penjualan untuk desa yang memliki potensi dalam sektor pariwisata. “Harus dikelola secara korporasi,” ujarnya.
"Jadi kita yang membangun homestaynya. Sedangkan Kementerian Pariwisata yang akan turut membantu pemasarannya. Ini adalah kolaborasi yang pas. Desa dan pariwisata bersinergi membangun Desa Wisata," kata Anwar.
Anwar mengakui, bahwa pariwisata adalah cara yang cepat, mudah dan murah untuk menghidupkan usaha di desa, dengan konsep homestay desa wisata itu. Pariwisata sedang bergairan. Kemendes bertanggung jawab untuk menghidupkan ekonomi masyarakat desa. “Jadi sudah matching,” kata Anwar Sanusi.
Anwar menambahkan, dana desa itu memang kewenangan mutlak masyarakat desa, namun demikian harus ada semacam rambu-rambu koridor yang digunakan sebagai alat memantau penggunaan dana.