Bantu Warga, Dewi Pule Gelar Program One Homestay One Toilet

Pulesari, Wonokerto, Turi kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta berada di ketinggian 400-900 meter di atas permukaan laut. Penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Ada kegiatan rutin tradisi tahunan yaitu Upacara Adat Pager Bumi yang selalu dilaksanakan setiap Bulan Sapar Rabu Pungkasan. Kesenian lokal seperti Kubro Siswo, Tari Salak, jathilan, karawitan, bisa dinikmati di Pulesari.
Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Dengan sedikit polesan, penambahan sarana dan prasarana bermain, mempercantik lingkungan, berubahlah Pulesari sebagai Dewi Pule. Desa Wisata Pulesari.
Memanfaatkan sungai jernih yang hanya berjarak 200-300 meter terpisah jalan dan kebun salak, dilengkapilah sarana outbond, fun game maupun treking. Kemudian kekayaan berupa kebun salak pondoh dijadikan inspirasi untuk menjadi atraksi. Selain wisata memetik salak, kemudian dibuatlah paket mengolah salak menjadi berbagai produk olahan.
“Ada 12 olahan salak yang dikembangkan di sini. Di antaranya dodol salak, bakpia, wingko, enting-enting, kerupuk, nastar, madumongso, bakwan, sambal, oseng-oseng, nogosari dan kolak,” ujar Didik .
Apa yang disajikan Dewi Pule ternyata sangat diminati. Treking sungai dan belajar 12 olahan salak pondoh menjadi favorit. Kini, ratusan orang, mulai dari anak-anak SD, siswa SMP dan SMA, para mahasiswa maupun pekerja kantoran, berdatangan ke Pulesari. Ada yang hanya satu hari beraktivitas di sini, banyak pula yang menginap. Dengan 46 homestay yang ada, 600 orang rombongan pun bisa di tampung di Dewi Pule.