Bukit (Ng)ISIS Nglinggo, Sensasi Sunrise Sembari Minum Teh Lokal

Tak hanya sensasi sunrise, para tamu yang menginap di Homestay Desa Wisata Nglinggo akan banyak merasakan berbagai hal khas desa Nglinggo. Mulai suguhan welcome drink berupa teh lokal atau kopi lokal. Makanan kecil juga khas desa setempat: ketela goreng atau regedeg. Jika ingin bebakaran pun akan disediakan jagung.
Tamu yang menginap di homestay yang berada di Desa Wisata Nglinggo ini juga bisa menikmati atraksi budaya. Untuk rombongan besar, bisa request suguhan Topeng Lengger atau jathilan. Ada pendopo besar dengan halaman luas di dekat gerbang/gapura bertulisan: Selamat Datang di Desa Wisata Nglinggo.
Secara umum, Desa Wisata Nglinggo mengandalkan paket adventure dan sunrise bagi para tamu. Armada jip siap mengantar tamu berpetualang di Kebun Teh, Hutan Pinus hingga ke Air Terjun Watu Jonggol yang berada di kawasan Desa Wisata Nglinggo. Di desa ini tersedia 18 jip. "Kalau dibutuhkan lebih banyak, kami biasa minta bantuan ke desa di bawah. Kami pernah melayani tamu dengan 70 jip untuk off-road di sini," tambah Melkey yang juga pemilik homestay Rimbono.
Homestay Rimbono merupakan satu dari 50 homestay yang ada di Desa Wisata Nglinggo. Bangunan Homestay Rimbono begitu menonjol. Berbeda dengan rumah-rumah di Desa Wisata Nglinggo, lainnya. Jika kebanyakan rumah di desa itu menggunakan tembok bata, Homestay Rimbono dominan menggunakan kayu dengan konsep rumah panggung. Kesan natural pun terasa. Apalagi, di belakang bangunan homestay ini tumbuh pepohonan.
Tak heran bila wisatawan Eropa –terutama dari Jerman dan Perancis—selalu memilih kamar yang berada di belakang. Kamar yang menghadap ke pepohonan itu. “Turis Jerman selalu memilih kamar ini. Mereka menyebut kamar yang menghadap hutan,” jelas Melkey Binaro.