Buton Persiapkan Festival-Festival Budaya Tua

Di urutan nomor tiganya, ada Pelaksanaan Ritual Tandaki. Ini merupakan sunatan tradisi Buton. Ritual Tandaki diperuntukan bagi anak laki-laki yang telah memasuki masa aqil balik, yang melambangkan bahwa anak laki-laki tersebut berkewajiban untuk melaksanakan segala kebaikan dan menghindari yang terlarang.
“Asal tahu saja, sunatan ini sudah dilakukan ribuan tahun silam bahkan sebelum Islam masuk ke Buton. Di zaman dulu pakai bambu, tapi kini sudah memakai tenaga medis. Di 2017 ini yang disunat 200 anak,” timpal Wawan Gunawan.
Setelah itu, ada Festival Pekande-Kandea yang bisa dinikmati. Ini
merupakan tradisi menyambut para pejuang yang kembali dari medan
pertempuran. Dalam bahasa Buton sering juga disebut Bongkaana Tao.
“Ini semacam makan bersama. Tempat makannya unik, yakni bernama talang yakni nampan berkaki,” tambah Wawan.
Suguhan kulinernya? Dijamin menggoyang lidah. Ada ikan dole berupa
ikan kecil-kecil dan ditumbuk dengan kelapa. Lalu ayam nasuwolio yang bentuknya ayam goreng juga dengan kelapa. Belum lagi kue-kue
tradisional dari bolu sampai baruasa. “Dijamin kenyang,” paparnya.
Dan di acara puncaknya, ada tarian kolosoal yang diperagakan 10.000
orang. Lokasinya di depan panggung utama dan para penonton bisa
melihat dari ketinggian.
“Dan dalam rangkaiannya ada juga pameran Buton Expo. Malam harinya, ada malam hiburan rakyat berupa lomba-lomba kesenian daerah dan penampilan artis ibukota dan lokal,” sambung Wawan.
Menpar Arief Yahya pun merespon positif rencana even budaya ini.
Menurutnya, festival yang baik tidak saja melestarikan budaya tetapi