Gajah Mada (1) Orang Selayar, Katanya

  • Bagikan
Daeng Ruru, keturunan Sultan Hasanuddin, seorang perantau yang pada akhirnya menjadi panglima perang di Prancis. Ia pun dikenal sebagai Louis Pierre Makassar. Nasib baik juga dialami Karaeng Samarluka, yang meninggalkan Sulawesi lalu pada puncaknya menjadi Kepala Keamaan Malaka. Sementara, Palapa, seperti yang tercantum di literatur lokal, lanjut Rakhmat, diberangkatkan sebagai orang biasa dari Selayar ke Pulau Jawa, lalu menjadi patih Kerajaan Majapahit. “Disuruh untuk merantau mencari pengalaman sebelum diangkat sebagai raja (Gantarang Lalangbata). Silsilahnya ada di saya, tapi belum saya ekspose. Jangan sampai cocokologi,” beber Rakhmat. Cocokologi yang disebut Rakhmat bukan cabang ilmu pengetahuan baru. Cocokologi yang ia maksud adalah kesimpulan lemah yang hanya mencocok-cocokkan sebuah sejarah tanpa referensi ilmiah atau bukti yang kuat. Dalam membaca lontara’ yang ditulis dalam aksara Makassar, Rakhmat meminta bantuan Pak Azis, pensiunan guru di Selayar. “Dia (Pak Azis) juga merupakan keturunan dari Kerajaan Gantarang,” ungkap Rakhmat. Dalam lontara’ itu pula disebutkan bahwa di Kerajaan Gantarang Lalangbata (lalangbata: dikelilingi benteng batu) terdapat masjid Awaluddin yang merupakan masjid tertua di Selayar. Masjid tersebut konon dibangun oleh Datuk Ri Bandang, dan masih bisa dijumpai sekarang. “Tidak ada orang Selayar yang membantah (tentang Datuk Ri Bandang), karena (ada) di lontara, mau ilmiah atau tidak,” sambung Rakhmat. Sesuai historinya, Islam masuk di Selayar pada 1605, sementara seorang raja memimpin Gantarang Lalangbata dimulai pada 1500-an.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan