Sabli merupakan putra sulung Rohana. Dia tewas Jumat petang sekitar pukul 16.55 setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Sekadau.
Sumber api belum diketahui secara pasti. Saat kebakaran terjadi, Jamel hanya tinggal sendirian di rumah berukuran 4x5 meter persegi tersebut. Semnetara ibunya tinggal di rumah terpisah yang bersebelahan dengan tempat tinggalnya.
“Apinya dari dalam rumah,” kata salah seorang warga kepada Rakyat Kalbar di lokasi kebakaran.
Jamel memiliki riwayat epilepsi dan keterbelakangan mental. Saat kebakaran, kakinya masih dirantai. Korban terpaksa dipasung, karena jika dilepas, sering menyerang warga. Sementara upaya pengobatan yang dilakukan pihak keluarga, tidak membuahkan hasil. Bahkan Sabli sudah beberapa kali dibawa ke Puskesmas Jiwa di Selalong, Sekadau, namun tak kunjung sembuh. Sehingga pihak keluarga terpaksa merantainya.
“Waktu apinya berkobar, kami beberapa kali mencoba menariknya. Tapi gagal karena kakinya dirantai. Tapi setelah kami dapatkan kunci rantai, langsung kami buka dan kami tarik keluar,” kata warga lain yang ikut menyelematkan Jamel saat kebakaran terjadi.
Mengetahui adanya kebakaran, warga setempat bahu-membahu memadamkan api. Warga juga menghubungi pemadam kebakaran Pemkab Sekadau.