Nahas, Enam Orang Hilang dan Tewas di Hutan Mundu

FAJAR.CO.ID, BOJONEGORO - Kasus hilangnya sopir Mobilio di hutan Dusun Mundu, Bojonegoro, bukan kali pertama terjadi. Kades Nglampin, Kecamatan Ngambon, Bojonegoro, Ruspan mencatat, sudah ada enam kasus dan korban di lokasi sekitar hutan Mundu tersebut. Dia tidak ingin menghubung-hubungkan kejadian itu dengan unsur takhayul atau mistis, bergantung kepercayaan masing-masing. Sebab, memang kebetulan saja hutan Mundu kerap memakan korban.
”Tidak ada apa-apa sebenarnya. Hanya kebetulan mungkin, toh tidak sering juga,” ujarnya.
Ruspan memberikan data-data warga yang pernah menjadi korban di hutan Mundu. Kasus pertama terjadi pada 1997. Seorang warga Desa Nglampin yang bernama Supo hilang. Hingga sekarang, korban tidak ditemukan. ”Supo merupakan petugas hutan setempat atau yang kerap dipanggil mandor. Dia hilang hingga sekarang, tidak ditemukan,” ungkapnya. Lalu, kasus kedua terjadi pada 2012. Warga Desa Nglampin yang bernama Samin hilang di hutan Mundu. Setelah sepuluh hari, dia ditemukan meninggal dalam keadaan gantung diri.
Kasus ketiga terjadi pada 2014. Warga yang bernama Rukmini juga ditemukan meninggal dalam keadaan gantung diri setelah hilang delapan hari. Kasus keempat terjadi pada 2015. Warga Desa Murpandan, Kecamatan Gayam, yang bernama Mbah Mi ditemukan meninggal dan membusuk di hutan Mundu. Kemudian, kasus kelima terjadi pada 2016. Warga Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Lik Jan, ditemukan meninggal di hutan Mundu setelah hilang dua hari.
”Lik Jan saat itu meninggal dalam keadaan tertindih rencek miliknya. Dia penjual sayur-mayur,” tuturnya.