Masjid Mujahidin, Peninggalan Fisik Tentara Asal Sulsel di Surabaya

  • Bagikan
LEBIH MODERN: Awalnya dibangun secara sederhana, namun pada 1990 dilakukan renovasi besar-besaran untuk memperluas masjid karena semakin banyaknya jamaah. Kisah Dibalik Masjid Mujahidin (2)

Dari awal berdiri sampai saat ini, ketua takmir masjid ini selalu dijabat warga keturunan Bugis, suku dari Sulawesi Selatan.

======================== BAGUS PUTRA PAMUNGKAS Surabaya ========================

SIANG itu, usai salat zuhur. Pengurus masjid yang terletak di Jalan Perak Barat, Surabaya, Jawa Timur, ini berbincang satu sama lain. Bukan dialek Jawa, melainkan dialek Bugis. Takmir Umum Masjid Mujahidin, Adnan Yusuf, mengatakan, hal tersebut bukanlah sebuah kebetulan. Hal itu berkaitan erat dengan sejarah pembangunan masjid, di mana masjid berusia 62 tahun ini dibangun warga asli Sulawesi. "Saat itu pembangunan masjid diprakarsai Anggota TNI AL, Djakmar Yasman. Beliau merupakan warga asli Sulawesi, tepatnya warga Makassar," ujarnya kepada Radar Surabaya (FAJAR Group). Hal itulah yang membuat pengurus masjid selalu didominasi warga keturunan Sulsel secara turun temurun. Tak hanya ketua takmir, hampir seluruh pengurus masjid juga merupakan warga berdarah Sulsel. "Termasuk saya juga asli Sulawesi. Saya asli dari Bone," ungkap Adnan Yusuf. Ia mengaku, dirinya sudah mulai merantau ke Surabaya sejak tahun 1983 dan baru menjadi takmir sejak 2003. Ia menambahkan, saat ini posisi ketua takmir diisi oleh Sugiharta. "Beliau juga merupakan warga asli Sulawesi," ujar Adnan. Adnan mengaku, para takmir yang memiliki darah Sulsel memang mayoritas tinggal di daerah Perak. Kebanyakan dari mereka merupakan pengusaha kapal. "Kapal nelayan yang berlayar di daerah Perak sini untuk mencari ikan, kebanyakan milik warga Sulawesi. Selain itu, ada juga beberapa yang merupakan pedagang pengumpul hasil laut," lanjutnya dengan logat Bone yang kental.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan