Patut Diapresiasi, Kementan Capai Swasembada Hanya dalam Dua Tahun

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai melalui program upaya Khusus (Upsus) Pajale telah memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan petani.
Hal ini disampaikan Hari Priyono selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian. Hari mengatakan bahwa secara bertahap, program kebijakan pemerintah di sektor pertanian pada era nawacita mulai menunjukan hasil.
Produksi Gabah Kering Giling (GKG) pada 2015 mencapai 75,55 juta ton, meningkat 4,66 % dibandingkan tahun sebelumnya, 2014, sebesar 70, 85 juta. Produksi GKG meningkat lagi pada 2016, mencapai 79,1 juta ton.
Untuk tahun ini, produksi GKG juga tercatat untuk pertama kalinya Indonesia berswasembada beras setelah 32 tahun.
Peningkatan produksi juga terjadi pada komoditi bawang merah dengan capain 1,29 juta ton. Meningkat sebesar 5,74 % dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 1,22 juta.
Sama halnya dengan bawang, untuk komoditi cabai produksi tahun 2016 mencapai 78.167 ton sedangkan kebutuhan 54.346 juta ton.
"Produksi jagung pun demikian, naik 4,2 juta ton atau 21,9 persen, peningkatan produksi jagung ini setara Rp 13,2 triliun," terang Hari, Selasa (11/7/2017).
Dengan demikian, Kementerian Pertanian mampu memenuhi ekspektasi target swasembada dalam hanya dalam 2 tahun.
Pada tahun 2016, pemerintah juga mengambil kebijakan yang berpihak kepada petani dengan tidak mengeluarkan rekomendasi impor, beras, cabai, dan bawang merah.
Terkait adanya polemik impor beras pada tahun 2016, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Agung Hendriadi, meluruskan bahwa rekomendasi impor beras adalah rekomendasi yang dikeluarkan pada tahun 2015. "Realisasinya sebagian pada tahun 2016, jadi bukan rekomendasi dan impor ditahun yang sama," jelasnya.