Patut Diapresiasi, Kementan Capai Swasembada Hanya dalam Dua Tahun

  • Bagikan
Ilustrasi -- Pekerja membersihkan gabah hasil panen -- Paul Bawole/Manado Post
"Selama kurun waktu 2016 dan 2017 Pemerintah tidak pernah mengeluarkan rekomendasi Impor beras medium, karena produksi kita berhasil dan cukup memenuhi konsumsi masyarakat." Agung menambahkan, rekomendasi impor hanya dikeluarkan untuk beras dengan kebutuhan khusus atau sering disebut specialty rice yang peruntukannya untuk hotel, restoran dan kesehatan. Pencapaian peningkatan produksi juga diikuti dengan meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) yaitu NTP) tahun 2016 mencapai 101,65 meningkat 0,06% dibandingkan NTP 2015 yang sebesar 101,59 dan NTUP rata-rata nasional tahun 2016 juga berada di posisi tertinggi dalam 3 tahun terakhir. Tahun 2016 NTUP mencapai 109,86 atau naik 2,3% dibandingkan tahun 2015. Data Biro Pusat Statistik mencatat pencapaian produksi jagung di Februari 2017 sebesar 6,3 juta ton, jika dibandingkan februari 2016 hanya sebesar 3,2 juta ton. Dari pencapaian tersebut bukan mustahil jika target 24,2 juta ton di tahun 2017 ini dapat tercapai. Guna mengatasi gejolak harga pangan, Kepolisian Republik Indonesia bersama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Badan Urusan Logistik (Bulog) membentuk Satgas Pangan. Kinerja satgas pangan terbukti efektif, bergerak diseluruh propinsi dan mampu menjaga kestabilan harga dan ketersedian stok pangan menjelang dan berakhirnya ramadhan dan hari raya idul fitri. Kinerja Satgas pangan ini diapresiasi oleh Presiden Jokowi. Bahkan Biro Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga yang kredibel mencatat inflasi per Juni 2017 hanya sebesar 0,69 persen terendah dalam ramadhan dan idul fitri 3 tahun terkahir.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan