Kerja Bagus pak Pol, Sikat Bandar Sabu 5 Kg dan Musnahkan 1 Ton

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, TARAKAN – Kinerja para aparat penegak hukum patut diacungi jempol. Sebab, pemberantasan peredaran jaringan internasional ini terus dilakukan. Polri memastikan jalur pengiriman jalur laut merupakan jalur paling disukai bandar. Bahkan, bila dipresentasikan pengiriman narkotika dengan jalur lautan itu mencapai 80 persen. Hal itu pun turut menjadi fokus aparat hukum di Kalimantan Utara (Kaltara), sebab provinsi muda ini dikelilingi jalur laut yang menghubungkan dengan negara tetangga Malaysia dan Filipina. Beberapa waktu lalu Tim EFQR Lantamal XIII Tarakan mengamankan kuris sabu 5 kilogram (kg) yang membawa barang haram tersebut melalui jalur perairan Tarakan, yang rencananya akan diantar ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Tarakan. Kemarin, usai melaksanakan upacara peringatan HANI di halaman parkir Wali Kota Tarakan, BNNK Tarakan memusnahkan sabu seberat 5,153 kg dihadapan para tersangka, yang saat itu menggunakan seragam orange. Sebelum dimusnahkan, telah dilakukan uji coba untuk memastikan serbuk putih itu merupakan narkoba jenis metamfetamina  dan juga telah disisihkan sebanyak 10 gram sebagai barang bukti (BB) di Pengadilan Negeri Tarakan. Kepala Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Tarakan, Hj. Agus Surya Dewi mengungkapkan, sabu-sabu yang dimusnahkan merupakan hasil tangkapan bersama Lantamal XIII Tarakan. Dengan memusnahkan 5 kg berarti dapat menyelamatkan 17.500 jiwa yang 1 kg bisa digunakan 3.500 jiwa. “Kami memusnahkannya dengan cara yang manual, sebab belum memiliki alat khusus pemusnahan sabu. Cara manual yang digunakan yakni dengan memasukan sabu tersebut ke dalam air, lalu diaduk kemudian dimasukkan dalam kloset,” jelas Dewi sapaan akrabnya. Dalam kesempatan ini Dewi berharap agar masyarakat dapat bersinergi untuk melakukan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunana dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Tak hanya itu dia juga mengapresiasi PN Tarakan yang telah memvonis perkara sabu dengan hukuman mati pada kasus kepemilikan ekstasi oleh salah seorang warga binaan Lapas Tarakan. Bukan itu saja, BNNK Tarakan akan terus melakukan upaya untuk menemukan kepemilikan sabu 5 kg yang kini terus  dalam pengembangan. “Kami akan tetap melakukan pengembangan itu sampai tuntas, mudah-mudahan kita bisa menemukan pemilik yang sebenarnya,” ucapnya dengan penuh komitmen. Di hari yang sama, tim gabungan yang terdiri dari BNN, Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya dan Polresta Depok, tak tanggung-tanggung berhasil menggagalkan penyeludupan narkoba yang akan membawa sabu-sabu seberat satu ton melalui Dermaga eks Hotel Mandalika di jalan Raya Anyer, tepatnya di Kampung Gudang Kopi, RT 03 RW 06 Desa Anyar, Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang. Sejak penyergapan dini hari lalu lintas di lokasi penyergapan mengalami macet yang cukup panjang lantaran warga yang melintas berebut menonton lokasi kejadian. Kemacetan tersebut bahkan berlangsung hingga sekira pukul 12.30 WIB dan mengular hingga Lingkungan Cilodan, Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, atau sekira tiga kilometer. Informasinya, tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polresta Depok telah melakukan penyelidikan kasus tesebut sekira dua bulan terakhir. Kamis (13/7) dini hari sekira pukul 01.00 WIB petugas gabungan tersebut mengendus adanya penyelundupan sabu-sabu di lokasi tersebut. Diketahui, penyelundupan dilakukan dengan menggunakan perahu karet dari tengah laut ke Dermaga eks Hotel Mandalika. Sesampainya di dermaga sabu-sabu yang kemas dalam 51 kotak sabu-sabu dengan berat total satu ton diceburkan ke laut dan ditarik oleh empat orang pelaku yang bersiap di darat untuk mengangkut barang haram tersebut. Sesampainya di darat, 27 kotak paket sabu-sabu diangkut menggunakan mobil Toyota Avanza berwarna hitam dengan nomor polisi (Nopol) B 8103 HM dan 24 kotak diangkut Toyota Kijang Inova dengan nopol B 1215 BCO. Petugas yang mengintai aktivitas keempat pelaku langsung melakukan penyergapan sesaat sebelum keluar pos satpam. Sempat terjadi perlawanan oleh pelaku dengan menabrak dua orang petugas. Dan petugas langsung menembakan timah panas ke arah pelaku. Satu pelaku Lin Min Hui (LMH) yang diduga berperan sebagai bos meninggal dunia di lokasi penangkapan, lantaran tertembak pada bagian dada, sedangkan pelaku berinisial Chen Wei Cyuan (CWC) terkena tembakan di bagian kaki. Pelaku lainnya Liao Guan Yu (LGY) ditangkap, dan Hyu Yun Li (HYL) yang sempat melarikan diri berhasil diamankan Kamis (13/7) sore. Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan mengatakan, penangkapan empat pelaku asal Taiwan ini merupakan pengembangan penangkapan kasus narkoba di Jakarta beberapa waktu lalu. Ia bahkan mengaku melibatkan polisi Taiwan dalam penyergapan empat tersangka tersebut. “Kami mengamankan 1 ton sabu-sabu bertepatan di hari anti narkoba, ini merupakan kado besar untuk kami,” katanya kepada awak media saat memberi keterangan pers di Dermaga eks Hotel Mandalika, Anyer, Kabupaten Serang. Kata Iriawan, petugas Polda Metro Jaya dan Polresta Depok sudah mengintai lokasi sejak dua bulan yang lalu. Petugasnya sempat kesulitan memantau aktivitas penyelundupan itu lantaran distribusi menggunakan perahu karet dengan mesin yang cukup halus. “Kami menggunakan alat canggih sehingga bisa memantau pergerakan mereka dari tengah laut. Begitu sampai di pinggir laut barang bukti dilempar dan pelaku lainnya menarik dengan tali,” ungkapnya. Iriawan mengaku, akan terus menelusuri pihak-pihak terkait dalam insiden penangkapan keempat pelaku termasuk mendalami, berapa lama aktivitas distribusi sabu-sabu dilakukan melalui lokasi itu. “Kami akan dalami apakah ada keterlibatan kapal asing, termasuk keterlibatan pihak pemilik hotel. Kami akan kembangkan penggunaan lokasi ini sejak kapan dan sudah berapa kali digunakan,” jelasnya. Kemungkinan besar akan didistribusikan ke Jakarta, hal tersebut lantaran penangkapan kemarin merupakan pengembangan dari kasus di Jakarta. “Kami masih dalami distribusinya ke mana,” ujarnya. Untuk menjaga kerahasiaan, pelaku tidak melibatkan warga negara Indonesia sama sekali. Kata dia, jalur laut memang terbilang rawan untuk dijadikan tempat penyelundupan narkoba. “Jalur laut sudah diendus lama tapi lokasinya berpindah-pindah, mungkin lengah dari Jakarta pindah ke Banten,” pungkasnya. Sementara itu, Humas Polda Banten AKBP Zainudin mengatakan, Banten terbilang rawan menjadi tempat penyelundupan narkoba lantaran mempunyai wilayah perairan yang cukup luas. “Karena itu banten dijadikan tempat keluar masuk, selain itu Banten juga menjadi gerbang menuju Jakarta,” ungkapnya. Meski rutin melakukan monitoring, Zainudin megaku Banten tidak terlepas dari penyelundupan narkoba. “Keterbatasan personel dan alat juga mungkin jadi salah satu kendala,” jelasnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan