Wawancara Khusus, Novel Baswedan Ungkap Kejanggalan Kasusnya

Kok beraninya presiden menyuruh mengungkap, tapi tidak dilaksanakan. Perspektif kita mestinya dibelokkan ke sana (pembangkangan).
Lalu bagaimana kalau pembangkangan tetap dilakukan?
Kalau saya ya terserah. Apakah ingin (pembangkangan) ini menjadi sejarah bahwa ada presiden memberikan perintah kepada aparatur, tapi tidak dilaksanakan? Ada aparatur yang bekerja benar, terus diserang (teror), tapi sekarang dibiarkan.
Bahkan, ditutup-tutupi pelakunya. Apakah ingin ada sejarah seperti itu? Sekarang zaman keterbukaan, tidak bisa lagi ditutup-tutupi.
Anda kecewa dengan pengungkapan kasus penyerangan ini?
Kalau dibilang saya kecewa, secara manusiawi mestinya kecewa. Tapi, saya berpikirnya positif. Saya hanya mengambil sisi saya, di mana saya akan tetap melakukan apa yang menjadi kewajiban saya. Ketika orang punya kewajiban, tapi tidak melaksanakannya, saya hanya kasihan dan prihatin.
Kok bisa ya ada aparatur punya kewajiban, tapi tidak melaksanakan. Saya tidak mau seperti dia (polisi). Saya berdoa semoga saya tidak menjadi orang seperti dia (polisi).
Anda lebih senior daripada tim penyidik kepolisian yang tengah mengungkap kasus Anda. Apakah memang sedemikian sulit mencari pelaku penyerangan Anda?
Ini perkara mudah, sangat mudah. Kalau dibilang sulit, saya tidak paham sulitnya di mana. Karena hal-hal ini sudah dijelaskan semua dan bukti-bukti. Langkah-langkah yang dilakukan tim Polri untuk mengungkap kasus ini saya lihat sudah cukup bagus. Tapi, saya nggak tahu kenapa kok berhenti prosesnya.