Pasang Pendeteksi Logam di Al Aqsa, Israel Dinilai Berlebihan

Kemarin Israel bereaksi atas tekanan yang terus berdatangan dengan menggelar rapat kabinet. Netanyahu menyatakan bersedia merevisi kebijakan keamanan yang diterapkan di Masjid Al Aqsa. Namun, kubu ultranasionalis menolak wacana penarikan alat pendeteksi logam dari sejumlah gerbang. Sebab, dengan alat tersebut, mereka yakin bahwa Israelmenjadi lebih aman.
”Itu (alat-alat pendeteksi logam) akan tetap berada di sana. Para pembunuh tersebut tidak akan pernah memberitahukan kepada kami cara untuk memburu para pembunuh yang lainnya,” tegas Tzachi Hanegbi, menteri pembangunan regional sekaligus politikus senior Partai Likud.
Berbeda dengan Hanegbi, Mayjen Yoav Mordechai meminta Jordania dan negara-negara Islam lain memberikan saran, selain penarikan alat pendeteksi logam. ”Saran-saran yang lain mungkin akan kami pertimbangkan. Bahkan bisa kami terapkan,” ungkapnya.
Sebab, seperti negara-negara yang lain, Israel butuh solusi keamanan di kompleks Haram Al Sharif tersebut. Bukan solusi politik atau religius. Di tempat lain, Letjen Gadi Eizenkot dan Menteri Keamanan Masyarakat Gilad Erdan justru mengimbau militer untuk siap menghadapi konflik yang lebih besar.
Namun, menurut Erdan, Israel bisa mengubah peraturan tentang alat pendeteksi logam di Masjidilaqsa. Peralatan canggih yang dipasang setelah pemuda Palestina membawa masuk senjata api dan membunuh dua polisi pada pekan lalu itu bisa dinonaktifkan.
”Jemaah yang sudah dikenal baik oleh petugas keamanan di Masjid Al Aqsadan beribadah di masjid secara rutin atau jemaah lanjut usia atau siapa pun yang mendapatkan rekomendasi keamanan dari kami, bisa saja tidak perlu melewati alat pendeteksi logam tersebut,” papar Erdan.