Setnov Tersangka, Akbar Tandjung Khawatir Golkar tak Ikut Pemilu 2019

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Akbar Tandjung mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi terkini Partai Golkar.
Gara-gara Setya Novanto (Setnov) terbelit kasus korupsi proyek e-KTP, elektabilitas Partai Golkar terus menurun.
Jika dibiarkan, menurut Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkartersebut, bisa jadi partai berlambang beringin rindang itu tidak mampu lolos ambang batas parliamentary threshold 4 persen.
Kekhawatiran tersebut diungkapkan saat Akbar menerima pengaduan Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) terkait dengan kondisi partai setelah Setnov menjadi tersangka e-KTP.
Berdasar survei terakhir oleh sebuah media, elektabilitas Partai Golkar pada Juli lalu berkisar 7 persen. Itulah tren penurunan yang terus dialami Partai Golkar setelah bulan lalu elektabilitasnya berada di kisaran 11 persen.
’’Saat ini opini publik (terhadap Golkar, Red) sangat kuat. Ini cobaan yang sangat besar,’’ kata mantan ketua umum Partai Golkar tersebut.
Akbar khawatir status tersangka Setnov berdampak panjang pada institusi Partai Golkar. Proses peradilan yang berlangsung lama, di tengah posisi Setnov sebagai pimpinan partai, bakal dilihat publik sebagai bagian yang sama.
’’Tren yang ada sekarang akan terus turun. Kalau lebih dari 4 persen, Golkarmasih punya wakil. Kalau di bawah 4 persen? Saya tak bisa bayangkan Golkar tak punya wakil di DPR,’’ ujar mantan ketua DPR tersebut.
Dalam pertemuan dengan GMPG, Ahmad Doli Kurnia selaku deklarator meminta dewan kehormatan melakukan langkah-langkah penyelamatan.
Berdasar anggaran dasar partai disebutkan bahwa dewan kehormatan berfungsi menjaga, mengembangkan, dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar dan kehormatan Partai Golkar.