Gadis Ini Bongkar Bejatnya Pejuang ISIS: “Saya Diperkosa Setiap Hari”

FAJAR.CO.ID - Seorang gadis beretnis Yazidi, Ekhlas, berhasil membebaskan diri usai berada di bawah cengkeraman Negara Islam dan Suriah (ISIS). Ia melarikan diri dari Gunung Sinjar, tempat pengungsian warga Kota Sinjar, Irak, yang dikepung oleh ISIS.
Kala serangan terjadi, dirinya masih berusia 14 tahun. Ia dan sejumlah warga Sinjar tertangkap dan ditawan pejuang ISIS. Sementara warga lain yang beruntung, melarikan diri ke Gunung Sinjar.
Dalam acara Victoria Derbyshire Show yang ditayangkan BBC, Ekhlas menuturkan pengalamannya selama di bawah kendali ISIS.
"Hari-hari diwarnai pemerkosaan dan pukulan. Saya berkali-kali mencoba bunuh diri. Setelah mereka menemukan nama saya di daftar nama, Saya melihat seseorang yang menakutkan, rambutnya acak-acakan. Saya jijik dan takut melihatnya," beber Ekhlas, dilansir dari Mirror, Selasa (25/7).
Ekhlas menambahkan, pria itu buruk rupa, aroma tubuhnya tak tertahankan. Itu yang membuatnya jijik.
Orang-orang mungkin bertanya bagaimana Ekhlas mengisahkan pengalamannya tanpa menangis. Itu lantaran, menurut pengakuannya, ia telah kehabisan air mata. "Percayalah, air mataku telah habis," tambahnya.
Pada 2014 lalu, ISIS menyerang Yazidis, sebuah kelompok etnis Kurdi yang menetap di Irak Utara. Mereka membunuh para pria, sementara wanita dan anak kecil disandera.
Beruntung, Ekhlas berhasil melarikan diri saat para penjaga bertengkar. Kemudian, dirinya dibawa ke sebuah kamp pengungsian oleh masyarakat sekitar. Kini, Ekhlas tinggal di unit psikiatri di Jerman, dan tengah menjalani terapi psikologis.
Yazidisme merupakan kepercayaan kuno bangsa Irak yang menggabungkan Islam dengan unsur-unsur keyakinan kuno seperti Zoroatrianisme, Mithraisme, dan agama Persia kuno.
Etnis Yazidis mulai menghadapi tuduhan sebagai penyembah setan oleh umat Musim di seluruh dunia pada akhir abad 16 hingga awal abad 17. (riz/fajar)