Anggota DPRD Tarakan Selamat dari Kecelakaan Speed Boat, Begini Kronologinya…

FAJAR.CO.ID, TARAKAN -- Speedboat Rejeki Baru Kharisma, yang lepas dari dermaga Tengkayu (SDF), terbalik di perairan Kalimantan Utara (Kaltara), Selasa pagi (25/7/2017) sekitar pukul 10.45 Wita.
Dari data manifest terakhir yang diterima Radar Tarakan (FAJAR Group), jumlah penumpang sebanyak 55 orang. 10 orang meninggal dunia, dan selamat 40 orang.
9 korban tewas sudah diserahkan ke pihak keluarga dan langsung dimakamkan. Satu orang korban lagi, warga Jakarta, masih berada di kamar mayat RSUD Tarakan.
Salah seorang penumpang selamat, Ketua DPC Gerindra Tarakan, Rudi Hartono, yang kala itu beserta rombongan Partai Gerindra Tarakan, hendak menuju Tanjung Selor.
Anggota DPRD Tarakan itu mengatakan, speedboat Rejeki Baru Kharisma sudah terlihat overload sesaat sebelum lepas jangkar. Kondisi penumpang berdesakan, bahkan ibu-ibu yang baru masuk ada yang tidak mendapatkan tempat duduk.
Menurut perkiraannya, jumlah penumpang berkisar 50 orang, bahkan lebih di luar dari penumpang anak-anak.
"Sebelum berangkat kami protes, ini sudah kepenuhan. Tapi mereka (pihak speedboat, Red.) mengatakan lima menit lagi. Nah, selama lima menit itu kan masih ada penumpang yang terus menyusul masuk,” ungkapnya saat ditemui Radar Tarakan.
Bahkan di deretan kursi depan (berbedekatan dengan motoris), yang seharusnya hanya muat 5 penumpang namun kenyataannya diduduki sekitar 10 penumpang. "Teman-teman semua ada di kapal tersebut," ungkapnya dengan ekspresi yang masih syok pasca-kejadian.
Selain overload penumpang dan barang, dia sama sekali tak melihat jaket pelampung (life jacket) di dalam speed. Sempat ia tanyakan ke beberapa kawannya yang berada di depan, namun jawaban sama didapatkan olehnya. Sejak awal masuk tak melihat pelampung.
"Itu yang dipakai korban-korban setelah dilemparkan orang-orang yang datang saat melakukan proses evakuasi," ungkap Rudi, kesal.
Kejadiannya begitu cepat. Saat badan speedboat masuk dalam air, puluhan penumpang saat itu berteriak histeris. Masing-masing berusaha menyelamatkan diri, dan posisinya pula dalam keadaan terjepit. Untuk menyelamatkan diri, ia berusaha memukul dan menendang kaca.
"Saya pukul tak berhasil, lalu tendang karena memang sudah panik, dan kapalnya langsung terbalik. Saat sudah menemukan celah, lalu keluar menyelam ke atas. Saya juga lihat anak-anak mau mukul kaca berusaha membuka jendela, tapi sulit dan kapalnya keburu terbalik," paparnya.
Saat itu, dia juga sempat menolong salah seorang penumpang bapak-bapak, namun tak mampu membantu lebih jauh karena kondisinya pun dalam keadaan terjepit.
“Saya tarik bapak itu karena tak bisa berenang. Saya suruh pegangan di kapal dan jangan sampai terlepas biar mudah diselamatkan. Tapi selebihnya tidak bisa ditarik karena kapal sudah masuk ke dalam air. Saya hanya khawatir karena banyak anak-anak,” bebernya lagi.
Sebagai anggota DPRD, ia sangat menyesalkan insiden speedboat terbalik tersebut. Ia menegaskan akan melakukan tuntutan kepada instansi terkait atas insiden laka laut tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kaltara, Taupan Madjid mengungkapkan, “Secara teknis jumlah penumpang yang ada pada speedboat tersebut tidak menyalahi aturan, tidak ada masalah dan tidak melebihi kapasitas,” tuturnya.
Namun ia mengaku belum mengetahui penyebab utama terbaliknya speedboat tersebut. dan menurunkan 1 tim ke Kota Tarakan untuk bergabung dan melaksanakan pertemuan dengan pihak terkait seperti Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tarakan serta dalam melakukan proses investigasi.
Saat ini, tahapan investigasi sedang dilakukan dengan misi utama mencari tahu penyebab utama terbaliknya speedboat tersebut. “Apakah human error, apakah karena gelombang atau apakah salah banting stir (kemudi). Besok (26/7/2017) rencananya saya ke Tarakan,” tuturnya.
(sb/sa/jek/JPR)