Garam Mulai Langka, Banyak Perusahaan Terancam Bangkrut

  • Bagikan
Tambak Garam. (Foto: JPNN)
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan yang membutuhkan pasokan garam dengan jumlah besar saat ini sudah mulai kalang kabut mencari garam. Hal ini diakui Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Pengguna Garam In­donesia (AIPGI), Cucu Sutara. Ia menyatakan bahwa kondisi pasokan garam saat ini sudah makin menipis, yang mengakibatkan banyak perusahaan sudah mulai mengurangi produksi dan terancam bangkrut. "Akibat tidak ada stok garam sekarang khusus perusahaan yang bergerak bidang garam produksi mulai pada kolaps," ujarnya di Jakarta, kemarin (25/7/2017). Menurut dia, garam sebagai kebutuhan mendasar, maka dengan kelangkaan ini akan berdampak sistemik. Efeknya akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di mana-mana. "Puluhan ribu orang yang bergantung terhadap produsen garam akan menganggur," ujar dia. Menurut Cucu, tingginya kebutuhan belum bisa diimbangi oleh produksi dalam negeri yang baru mencapai 1,8 juta ton per tahun. Sementara, total kebutuhan garam, baik untuk konsumsi dan industri, mencapai 4,3 juta ton per tahun. Cucu berharap, pemerintah berlaku bijak dengan cara sesegera mungkin mengatasi masalah kelangkaan pasokan garam ini. Jika memang perlu impor, pemerintah sebaiknya tidak malu untuk melakukannya. "Kalau pemerintah tidak segera mengambil diskresi akan terjadi kaos. Masa pemerintah mengurusi garam saja enggak mampu. Impor ini adalah keter­paksaan," ujarnya. Ia menyebut, ketiadaan garam di pasaran bisa mengancam kesehatan warga Indonesia. Apabila kondisi ini dibiarkan akan menyebabkan gagalnya program kesehatan yang di­canangkan pemerintah yakni Universal Salt Iodization. Salah satu program gizi yang me­nambahkan zat gizi yodium dalam garam secara massal, baik untuk garam konsumsi ataupun industri.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan