Jepang Jadi Nomor Satu untuk Urusan Penyakit Oral S*ks

  • Bagikan
Penggunaan kondom yang melonjak karena kekhawatiran terpapar HIV/AIDS, diperkirakan bisa membantu penyebaran infeksi dari Gonore. Infeksi gonore ini menyebar melalui hubungan seks vaginal, oral dan anal tanpa kondom. Gejalanya bisa meliputi cairan hijau atau kuning yang tebal dari organ seksual, nyeri saat buang air kecil dan perdarahan saat menstruasi. Mereka yang terinfeksi, adalah sekitar satu dari 10 pria heteroseksual dan lebih dari tiga perempat wanita, dan pria gay. Rata-rata tidak memiliki gejala awal yang mudah dikenali. Infeksi yang tidak diobati dapat menyebabkan infertilitas, penyakit radang panggul dan dapat diteruskan ke anak selama kehamilan. Karena itu, WHO meminta negara-negara untuk memantau penyebaran gonore yang resisten dan menginvestasikan obat baru. Prof Richard Stabler, dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan sejak diperkenalkannya obat penisilin dipercaya sebagai obat yang andal dan cepat mengobati gonore. Namun, hebatnya gonore mengembangkan ketahanan dirinya terhadap semua antibiotik terapeutik. "Dalam 15 tahun terakhir terapi harus berubah tiga kali menyusul meningkatnya tingkat resistensi penyakit ini di seluruh dunia," tegasnya. Data dari Inggris dan AS menunjukkan termasuk di kalangan remaja, Survei Perilaku Sikap Seksual dan Gaya Hidup Nasional yang dilakukan pada tahun 1990-1991, menemukan 69,7 persen pria dan 65,6 persen perempuan telah memberikan seks oral, atau menerimanya dari pasangan lawan jenis di tahun sebelumnya. Pada saat survei kedua selama tahun 1999-2001, ini meningkat menjadi 77,9 persen untuk pria dan 76,8 persen untuk perempuan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan