‘’Yang penting jangan masyarakat dibuat pusing, redenominasi penyederhanaan saja uang yang tadinya nolnya misalnya 100.000 nolnya lima misalnya jadi dua. Kita suka nongkrong di Starbucks di cafe ada tulisan 50.000 nol-nolan enggak ada kan tinggal 50,’’ jelasnya.
Suhaedi mengatakan bahwa masyarakat harus tahu dengan betul bahwa saat redenominasi nanti, nilai mata uang dan harga barang akan berubah secara bersamaan.
‘’Dengan uang yang sama akan memperoleh barang yang sama. Nanti ada masa transisinya, jadi kita ikuti bagaimana negara berhasil,’’ katanya.
Kelima, redenominasi bisa berdampak efisiensi di berbagai sektor.
Yang terpenting, kata Menko Perekonomian Darmin Nasution, sosialisasinya harus dilakukan secara massif agar tidak timbul opini negatif dari beberapa pihak yang mungkin belum paham.
Dia mencontohkan, pengurangan tiga angka nol untuk bidang teknologi informasi akan sangat bermanfaat dalam memudahkan kerja.
’’Atau misalnya saya guyon begini, anak sekolah masuk SD hitungannya 5+6=11. Begitu keluar kok sekian ribu ditambah sekian ribu,’’ ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan kemarin (26/7).
Keenam, ada kebanggan tersendiri bila angka di nominal uang dikurangi.
Para jamaah haji, Darmin mengatakan, menukarkan uang dalam jumlah besar namun hanya mendapatkan beberapa lembar riyal. Sebaliknya, turis yang membawa tiga lembar uang USD 100 bisa mendapatkan banyak rupiah.
Darmin optimistis redenominasi bisa diterima oleh masyarakat. Bahkan, masa sosialisasi bisa lebih pendek dari prediksi BI.