Tak Diperhatikan Pemerintah, Siswa SMP Swasta Ancam Boikot HUT RI

FAJAR.CO.ID, BALI - Perhimpunan sekolah menengah pertama (SMP) swasta se-Kabupaten Gianyar mengancam akan memboikot perayaan hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-72. Ancaman itu sebagai bentuk protes karena merasa kecewa lantaran tak diperhatikan pemerintah.
Kekecewaan itu terpicu saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Juni lalu. Ada 700 siswa di 21 SMP swasta beralih ke SMP negeri.
Kepala SMP Swasta Keramas, I Wayan Sudira menyatakan, PPDB yang berlangsung Juni lalu telah merugikan sekolah swasta di Gianyar. Penerapan Peraturan Gubernur tentang PPDB dinilai keliru.
Menurut Sudira, Pergub itu mencantumkan gelombang kedua PPDB untuk SMA/SMK. Kenyataannya, aturan itu malah dijadikan dasar untuk menggiring siswa SMP swasta ke negeri. “Pemerintah Gianyar keliru mengartikan Pergub. Pada Pergub terbaru itu tentang PPDB gelombang kedua bagi SMA dan SMK bukan SMP,” ujar Sudira.
Akibatnya, banyak siswa yang sudah terdaftar di SMP swasta bermigrasi ke SMP negeri. Sudira mencatat, ada 700-an siswa dari 21 SMP swasta pindah. “Kalau di sekolah kami, kehilangan 66 siswa karena pindah ke sekolah negeri, dari awalnya 192 menjadi 126 siswa ,” keluhnya.
Selain menyalahkan Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar, Sudira menuding DPRD Gianyar ikut memicu migrasi siswa swasta ke negeri. Pasalnya, DPRD sempat mendesak penambahan rombongan belajar (rombel) di sejumlah SMP negeri.
“Total sampai 700 lebih yang pindah dari swasta ke negeri. Ada sekolah swasta yang sampai tidak dapat siswa, seperti SMP Saraswati Sukawati. Ada juga SMP Tri Mandala Bedulu yang hanya dapat dua siswa,” ujarnya geleng-geleng.