Jangan-jangan anda sering bertelepon atau ber-SMS ria di dalam pesawat? Kalau ya, tulisan ini wajib anda simak.
==========================
Oleh: Sukriansyah S. Latief
Wartawan Senior Harian FAJAR
==========================
*Catatan dari pameran kedirgantaraan Paris 2007. Masih relevan dengan kondisi saat ini, sehingga dimuat kembali.
DALAM perjalanan dari Jakarta ke Paris melalui Singapura dan Dubai, pekan lalu (saat itu, 2007) hampir tak pernah saya mendengar deringan telepon genggam, baik itu telepon masuk atau
sms ketika pesawat Boeing Emirats
take off maupun di saat
landing. Hanya sekali saya melihat seorang penumpang menelepon di dalam pesawat di Jakarta saat menunggu terbang ke Singapura.
Hal ini berbeda sekali saat pulang dari Dubai ke Jakarta dengan pesawat yang sama. Mulai dari bandara hingga di dalam pesawat, hampir di setiap sisi bahkan di seat tengah pesawat, penumpang menelepon atau sekadar
sms. Dan sebagian besar dari mereka adalah para tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di daerah Emirat Arab. Sambil bercanda, mereka ber-
sms-an, bahkan ada yang menelepon keluarganya di Indonesia dengan bahasa Jawa yang kental.
Bagi kita di Indonesia, pemandangan seperti ini bukan hal yang jarang dijumpai. Dalam beberapa kali penerbangan saya ke Jakarta, Surabaya, dan Ambon, penggunaan telepon genggam di dalam pesawat sering sekali saya dapati. Bahkan dalam pesawat dari Pontianak ke Jakarta beberapa bulan lalu, seorang perempuan muda yang duduk di samping teman saya, tidak meng-
off-kan telepon genggamnya hingga pesawat terbang.