Tak Hanya Saracen, Media Lain Juga Kerap Tebar “Hoax”

Selain stasiun televisi yang memberitakan berita hoax ada juga media online yang selama ini sering menghina pihak-pihak yang tidak Pro kepada pemerintah. Contohnya seperti seword.com dan Gerilyapolitik.
Mereka juga seringkali mengumbar hal-hal yang berbau sara di sosial yang menghina tokoh-tokoh Islam. Namun sayangnya pihak kepolisian sampai dengan saat ini tidak pernah menangkap redaktur seword.com maupun Gerilyapolitik. Padahal sebenarnya pemilik seword.com pernah mengungkapkan bahwa ia merupakan penulis freelance dengan berita-berita yang kontroversial yang juga dibayar oleh pihak pihak ketiga.
Saya berharap presiden Jokowi tidak perlu mendramatisir kasus saracen, berhentilah mencari kambing hitam, fokus kepada hal-hal yang lebih penting. Dalam dua setengah tahun hutang Indonesia bertambah 1000 triliun sebaiknya Jokowi lebih fokus mengawasi penggunaan hutang tersebut.
Coba bayangkan jika hutang sebesar itu dikorupsi 5 persen saja kerugian negara bisa mencapai 50 triliun. Kasus saracen kasus sepele tidak perlu dibesar-besarkan. Dan saya minta polisi jangan terlalu mudah menangkap pegiat sosial media karena bisa menimbulkan perasaan takut dalam berekspresi di tengah era digital seperti saat ini.
Jika Dianggap halaman Facebook membahayakan diblokir saja tidak perlu ditangkap atau dicari-cari lagi orang-orang yang tergabung di dalam Facebook tersebut karena hanya buang-buang waktu saja. (rmol/fajar)