Diajak Teman, Isap Lem, Hamil Hingga Dipaksa Nikah

  • Bagikan
Berstatus memiliki anak dan istri di usia 17 tahun saat ini, Si Bandel masih juga melakukan aktifitas punknya. Saat ditanya pekerjaan sehari-harinya untuk menafkahi anak dan istrinya, ia menjawab masih mencari pekerjaan. “Mau kerja apa? Mau jadi tukang batu, dimanaki mau cari. Biasanya saya jadi tukang parkir atau mengamen. Yang penting tidak mencuri. Kalau dapatka Rp10 ribu, saya kasimi istriku. Istriku juga masih seringji kumpul-kumpul di sini sama sama. Rumahku dekatji dari sini. Kita di sini kumpul kumpulji,” ujarnya. Pengakuan senada terlontar dari mulut Geby. Wanita janda usia 20 tahun ini, mengaku ikut kumpul-kumpul gara-gara merasa suntuk di rumahnya yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan 5 ini. “Saya menikah pada usia 14 tahun. Tapi pisahmaka sama suamiku. Saat itu umurku 20 tahun. Disini semua teman temanku. Apa mau dibikin tinggal di rumah. Kalau ke sini biasanya naik petepete. Itu , kalau ada uang. Tapi kalau tidak ada uang, sama teman-teman pergi parkir atau mengamen,” jelas Geby di sela-sela merawat temannya yang sedang terbaring di belakang pos tempat mereka ngumpul. Sehari sebelumnya Dinas Sosial kota Makassar telah melakukan penertiban anak jalanan, dan kurang lebih empat dari teman punk trip ini diangkut. “Kemarin cewek dan cowok yang ditangkap. Cewek itu Putri namanya, sementara hamil satu bulan. Maumi saya nikahi. Saya bingung ini, mau bagaimana kasih keluarki dari Dinas Sosial,” ungkap Awal, salah satu anak Punk Trip. Tidak hanya remaja dari tempat tinggal yang jauh ikut dalam komunitas Punk Trip ini. Adam misalnya, anak jalan Maccini Sawah, ikut dalam komunitas ini sekadar berteman saja. Ia mengaku suka isap lem yang membuatnya banyak mengkhayal.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan