Lagi, Bandar Narkoba Ditembak Mati

Bagus pun bisa diringkus di Villa Salsa, Tretes. Ketika itu dia tengah pesta sabu-sabu bersama seorang perempuan penghibur.
Sabu-sabu seberat 4 gram pun disita. Penangkapan tersebut juga hanya berselang tiga jam setelah penangkapan Erfin.
Kepada polisi, Bagus mengaku menjadi kurir Erfin sejak enam bulan lalu.
Dia terpaksa melakukan itu untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Maklum saja, Bagus selama ini bekerja serabutan.
Apa pun dikerjakan asalkan dia mendapat uang. Dia bercerita mendapatkan bayaran yang lumayan.
Untuk setiap gram, dia bisa dapat upah sampai Rp 1 juta. ''Kalau nganter sabu-sabu ini bisa sekalian pakai sendiri,'' ucap Bagus.
Pencarian polisi tidak berhenti di situ. Polisi masih terus mendalami keterangan Erfin.
Terus didesak, bapak satu anak tersebut akhirnya mengaku juga. Dia mengaku masih menyimpan 1,229 kg sabu-sabu di rumahnya.
Mengetahui informasi itu, kemarin dini hari, polisi langsung menggeledah rumah Erfin.
Ternyata benar, polisi menemukan sabu-sabu tersebut disimpan dalam sebuah tas ransel hitam.
Sabu-sabu itu disembunyikan di dalam lemari di lantai 2, ditimbun tumpukan baju.
Bak gayung bersambut, polisi seperti dapat durian runtuh. Telepon genggam Erfin yang masih aktif berdering kemarin pagi.
Sebuah pesan singkat masuk dari seorang bandar yang dipanggilnya ''bro''. ''Ternyata si bro ini baru saja meranjau sabu-sabu dan memerintahkan Erfin untuk mengambil di daerah Gresik," jelas jenderal polisi bintang dua itu.
Polisi lalu menuruti pesan dari Bro. Tampaknya, Bro tidak sadar bahwa yang membalas pesan tersebut adalah polisi.