Polri Impor Senjata, Suryo Prabowo: Kok Beli dari Negara Blok Timur?

FAJAR.CO.ID -- Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, mengakui bahwa 280 pucuk senjata dan 5.932 butir amunisi yang tertahan di Gudang Kargo Bandara Soekarno-Hatta adalah milik polisi.
"Adalah betul milik Polri dan adalah barang yang sah semuanya," kata Setyo mengklarifikasi impor senjata itu di kantor Mabes Polri, Jakarta, Sabtu malam (30/9).
Jelas dia, senjata api dan amunisi dari Bulgaria tersebut sudah sesuai dengan prosedur, mulai dari perencanaan hingga proses lelang.
Selanjutnya, Setyo menjelaskan, setelah barang tersebut masuk ke area pabean Soekarno-Hatta, Komandan Korps Brimob sudah memberi tahu dan meminta rekomendasi Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.
Ditambahkannya, bila nanti barang tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi, maka akan dikembalikan ke negara asal.
Terkait hal ini, tokoh militer, Letnan Jenderal TNI (Purn) Suryo Prabowo, angkat bicara.
Mantan Kepala Staf Umum TNI lewat akun Facebook miliknya, Suryo Prabowo, memaparkan sekaligus mempertanyakan siapa orang yang bisa dipercaya menghentikan kehebohan soal senjata ini.
Ribut-ribut soal senjata, Suryo Prabowo memaparkan pernyataan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, bantahan Menko Polhukam, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, video anggota Polri berlatih menembak senjata Roket Anti Tank (RPG), dan yang terakhir impor senjata dan amunisi.
"Kehebohan menjadi semakin heboh ketika hari ini (30/9) beredar luas di berbagai media sosial berita (dilengkapi foto) tentang adanya kiriman 280 pucuk senjata pelontar granat dan 5.932 granat tajam (high explosive fragmentation jumpgrenade/HEFJ) yang dipesan Brimob dari Bulgaria," ujar Suryo Prabowo.