Demi Genjot Kualitas Pendidikan, IYL Teliti Ini di Finlandia

  • Bagikan
Di samping itu, IYL yang memang sangat peduli terhadap pendidikan juga akan membandingkan mengenai tak ada jurang pemisah antar siswa yang pandai dengan siswa yang paling tertinggal di kelas, kelas sains yang hanya diisi maksimal 16 siswa, jumlah mata pelajaran yang diterapkan di SD, SMP-SMA, maupun waktu yang digunakan untuk belajar serta praktek bagi siswa. Sebelumnya, ujian proposal penelitian yang diajukan Ichsan Yasin Limpo dilewati dengan sempurna. Bahkan, tujuh guru besar yang menjadi tim penguji dan promotor kandidat doktor ini tak ragu memberi nilai A. Nilai sempurna yang jarang didapatkan calon peneliti saat melakukan ujian proposal, berhasil dicatatkan Ichsan yang secara meyakinkan mampu memukau para guru besar di bidang hukum, tata negara, maupun di bidang pendidikan. Di proposal penelitian ini, Ketua PMI Sulsel ini, mengambil latar belakang dari Pembukaan UUD 45 aline 4 yang garis besarnya tengang negara harus bisa mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kajiannya, Ichsan melihat sistem pengelolaan pendidikan Indonesia masih tertinggal dan terbelakang jika dibanding dengan sistem pendidikan yang ada di negara negara Asia lainnya. Menurutnya, kreativitas sangat dibutuhkan untuk berinovasi dan berkompetisi di masa mendatang. Sebab, dampak dari penerapan sistem pendidikan itu berdasarkan hasil PISA (programer for internasional student assesment), kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang Matematika, sains dan membaca masih rendah diibanding dengan peserta didik di dunia. (*/fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan