Ketahuan Bohong Sebagai Ilmuan, KBRI Deen Hag Cabut Penghargaan dari Dwi Hartanto

Kata dia, dokumen pertama yang dikirim terdiri 33 halamam berisikan beragam foto-foto aktivitas Dwi Hartanto termasuk dari halaman Facebook-nya, link ke berbagai website tentang Dwi, transkrip wawancara Dwi dengan Mata Najwa pada bulan October 2016 dan korespondensi email dengan beberapa pihak untuk mengklarifikasi aktivitas yang diklaim oleh Dwi Hartanto.
Dokumen kedua sebanyak 8 halaman berisikan ringkasan investigasi terhadap klaim yang dibuat oleh Dwi Hartanto termasuk latar belakang S1, usia, roket militer, PhD in Aerospace, Professorship in Aerospace, Technical Director di bidang rocket technology and aerospace engineering, interview dengan media international, dan kompetisi riset.
Kedua dokumen tersebut disiapkan oleh beberapa teman Indonesia di TU Delft yang mengenal Dwi Hartanto secara pribadi.
"Saya menilai mereka sebagai pihak yang mengetahui kebohongan publik yang dilakukan oleh Dwi Hartanto dan menginginkan agar kebohongan ini dihentikan. Mereka sudah menemui Dwi Hartanto dan memintanya agar meluruskan segala kebohongannya tetapi tidak ditanggapi dengan serius oleh Dwi. Mereka pun mencari cara-cara lainnya untuk menghentikan kebohongan ini. Salah satunya adalah menghubungi saya dan mereka pun memberikan ijin kepada saya untuk menggunakan kedua dokumen dalam menyiapkan tulisan ini." Tulis Dedem
Mendengar kebohongannya mulai terungkap, Dwi Hartanto akhirnya meminta maaf. Permohonan maaf itu sekaligus sebagai klarifikasi atas sejumlah prestasi yang selama ini diberitakan.