Anies Minta Lanjutkan Lagi Perjuangan Santri dan Ulama

“Tapi waktu itu tidak. Bahkan, kalau ditanya panggilan itu 22 Oktober, ini tidak ada SMS, belum ada WhatsApp Group, tapi menyebar kabar dan puluhan ribu orang terlibat menghalau kekuatan asing di Surabaya,” ungkap Anies.
Nah, Anies menambahkan, ini bukan saja sebagai sesuatu yang harus dilihat sebagai citra sejarah. Menurut Anies, ini merupakan panggilan bangsa untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
“Ketika teman-teman membuat award di berbagai bidang, ini membuktikan santri terus berperan, ya di (tahun) 45, di 2017 dan di masa yang akan datang,” katanya.
Anies mengingatkan bahwa sebelum republik ini ada, pondok-pondok pesantren itu sudah mendidik jutaan anak-anak Indonesia.
“Oleh karena itu sudah saatnya nanti kita sama-sama pastikan republik membayar balik kepada seluruh pondok pesantren yang ada di Indonesia,” kata mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu.
Anies berharap penghargaan Santri Of The Year itu tidak berhenti di sini. Dia berharap yang mendapatkan penghargaan juga tidak berhenti berkarya. “Ini bukan akhir dari puncak baru. Selalu harus ada puncak baru yang diraih,” katanya.
Dia berharap adanya Santri Of The Year itu membuat lebih banyak lagi santri-santri berkarya. Menurut Anies, jika melihat santri yang sudah banyak bekerja di segala bidang, menunjukkan bahwa mereka hasil didikan para alim ulama. “Insyaallah ini memberikan aliran pahala tanpa henti kepada mereka semua yang mendidik para santri di masa muda,” katanya.
Anies pun mengingatkan bahwa tantangan perubahan zaman begitu cepat. Karena itu, penyiapan santri ke depan bukan saja di aspek tantangan yang sudah dilewati. Sebab, esok hari tentu tantangan berubah. “Tanggung jawab kita membangun prestasi yang akan datang, untuk mengatasi persoalan 20-30 tahun ke depan,” pungkas Anies. (boy/jpnn)