Ini Dampak Tiga Peristiwa Besar yang Baru Dialami Arab Saudi

Selain Alwaleed, petugas menangkap Pangeran Mitaib bin Abdullah yang menjabat kepala pasukan elite, Garda Nasional Saudi. Sama dengan Alwaleed, Mitaib yang merupakan putra kesayangan almarhum Raja Abdullah itu diyakini mengorupsi uang negara.
Tampaknya, Muhammad bin Salman tidak mau dominasinya di pemerintahan berkurang jika harus berbagi popularitas dengan Alwaleed dan Mitaib.
Ketika media ramai melaporkan razia antikorupsi kontroversial Muhammad bin Salman, tersiar kabar duka dari perbatasan Saudi dan Yaman.
Helikopter militer yang mengangkut Pangeran Mansour bin Muqrin dan tujuh pejabat lokal Asir Region celaka. Mansour yang merupakan gubernur Asir pun meninggal dunia.
Kematian tokoh 43 tahun itu makin memperjelas rumor tentang ambisi Muhammad bin Salman yang tak mau dominasinya dalam pemerintahan dan kerajaan terganggu.
Mansour adalah putra Pangeran Muqrin bin Abdulaziz yang gelar putra mahkotanya dicopot Raja Salman. Pada 29 April 2015 status ayah Mansour sebagai putra mahkota digantikan Pangeran Muhammad bin Nayef.
Namun, keputusan Raja Salman kembali berubah pada pertengahan tahun ini. Dia mencopot gelar putra mahkota Muhammad bin Nayef untuk kemudian diberikan kepada buah hatinya, Muhammad bin Salman.
Sejauh ini, penyebab kecelakaan di perbatasan Yaman dan Saudi pada Minggu tersebut belum diketahui secara pasti. Namun, fakta bahwa Mansour tewas pada hari yang sama dengan penangkapan Alwaleed dan Mitaib sudah cukup mengguncang Saudi.
”Semua itu adalah bukti nyata persaingan politik dalam negeri di Saudi. Sebab, tidak ada yang bisa menjamin transisi kekuasaan dari tangan Raja Salman ke putra mahkota akan mulus-mulus saja,” terang Bruce Riedel, pengamat politik dari Brookings Institution.