Warga Butuh Uluran Tangan, Iran Justru Tolak Bantuan Asing

Gedung-gedung tinggi yang menjadi hunian warga ambruk. Demikian juga, rumah penduduk di perbatasan. Karena itu, renovasi menjadi prioritas.
”Selain bantuan fisik, masyarakat membutuhkan jaminan keamanan dari pemerintah,’’ terang Moezi.
Wali Kota Ezgeleh Nazar Barani pun punya pendapat yang sama. Tanpa tempat tinggal, warga terpaksa tinggal berdesak-desakan dalam tenda-tenda yang jumlahnya terbatas.
Jika malam tiba, mereka terpaksa bertahan dalam gelap. Sebab, listrik masih padam dan sinyal telepon genggam lenyap.
Kondisi para korban selamat yang terekam kamera media nasional dan internasional itu membuat iba dunia. Sejak pertama mendengar bahwa Iran dilanda gempa bumi maut, beberapa negara mengirimkan bantuan.
Tetapi, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menolak bantuan-bantuan tersebut. ’’Hingga saat ini, kami masih bisa mengatasi situasi darurat ini dengan sumber daya kami sendiri,’’ paparnya lewat Twitter.
Kemarin tim penyelamat menghentikan misi mereka. Pir-Hossein Kolivand, ketua Emergency Medical Services, memerintahkan anggota tim untuk berhenti melakukan pencarian korban karena yakin tidak ada lagi korban yang selamat.
’’Peluang menemukan korban selamat nyaris nol,’’ katanya. Karena itu, pemerintah resmi mengakhiri misi penyelamatan agar bisa berfokus kepada distribusi bantuan.
Gempa bumi yang episentrumnya berada di titik yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Halabja, Iraq, itu mengaakibatkan sedikitnya 30.000 rumah rata dengan tanah.
Dari 14 provinsi itu, ada dua desa yang tidak bisa dihuni. Tidak ada lagi rumah atau gedung di sana. Yang ada hanya puing-puin dan reruntuhan. Lebih parah lagi, akses ke dua desa yang luluh lantak diguncang gempa itu juga terputus.