Setya Novanto Ditangkap KPK, Dukungan Golkar di Pilkada Bisa Berubah

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Pilkada Serentak 2018 tinggal menghitung hari memasuki tahapan. Sampai saat ini beberapa daerah sudah mengantongi dukungan partai politik, salah satunya Partai Golkar. Namun, dengan ditangkapnya Setya Novanto selaku Ketua Umum Golkar, bisa saja dukungan yang sebelumnya berubah.
Hal itu diungkapkan Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio. Ia mengatakan merupakan hal yang wajar jika pasca ditangkapnya Setya Novanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dapat berimbas pada berubahnya penerima rekomendasi bahkan SK untuk digunakan sebagai tiket pada Pilkada 2018.
“Ketua umum yang baru di Golkar ini memiliki kewenangan untuk membuat perubahan itu, karena akan berpengaruh juga pada kepemimpinan jangka panjang sang ketua baru. Ketua baru pasti akan lebih memilih calon pemimpin daerah yang loyalis Golkar sejati daripada calon yang cuma 'numpang perahu' saja," kata pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI tersebut seperti dikutip dari Warta Ekonomi.co.id.
Lebih lanjut, Hendri mengatakan perubahan Setya Novanto selaku ketua umum DPP Golkar ini bisa dengan berbagai cara. Mulai dari skema pelaksana tugas (plt) hingga munaslub. Munaslub ini bisa dilaksanakan namun pasti akan mendapatkan tantangan dari para loyalis Setnov yang mungkin pernah menerima perhatian khusus dari Setnov.
“Saat ini yang paling aman dan netral memegang kendali Golkar memang sosok yang berada dalam pemerintahan,” sambungnya.
Menurutnya, sosok Jusuf Kalla (JK) dianggap yang paling tepang memimpin Golkar dalam masa transisi ini. Alasannya, selain tidak akan mengganggu dukungan terhadap Jokowi di 2019, JK juga tokoh senior yang dapat diterima kelompok mayoritas di Golkar.