Lutra Butuh 800 Guru, Minat?

  • Bagikan
Dibangun tahun 2010 sekolah itu hanya memiliki 5 guru non PNS dengan jumlah siswa 20 orang. Di Kelas satu, ada dua pasang siswa kembar yaitu Suharto dan Sukarno (laki-laki) serta Dewi dan Sinta. Dalam satu bangunan jumlah kelas ada 3 dan digabung jadi satu, kelas 1 sampai kelas 3. Sekolah tersebut berada di Desa Pattalikang, Kec Manuju. Sekolah itu bernama Madrasah Ibtidaiyah Al Amin campagayya. Sejak berdiri, sekolah itu baru sekali menamatkan siswanya. Menurut Pak Syahrir salah satu guru sukarela di sekolah itu mereka tidak di gaji mengajar. Banyak orang tua siswa malu menyekolahkan anaknya di sana dengan alasan malu karena bangunannya yang tidak memadai. Pak Syahrir salah satu guru disana sedang mengajar siswanya belajar membaca dan mata pelajaran Agama Islam untuk kelas 2 dan 3, Selasa 11 April. TAWAKKAL/FAJAR/JPG

FAJAR.CO.ID, MASAMBA -- Lantaran kekurangan tenaga pengaja PNS, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara melakukan distribusi guru di semua tingkatan sekolah. Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Luwu Utara, Sofyan Sioalan mengatakan layak mendapatkan kuota CPNS.

''Kita di Luwu Utara ini memang yang pertama melakukan distribusi guru,''kata Sofyan kepada FAJAR, Jumat 24 Nopember.

Dia menyebut pendistribusian guru secara proporsional yang dilakukan ternyata tidak mampu menutupi kekosongan guru hingga pelosok desa.

Total kekurangan guru di Luwu Utara mencapai 800 orang. Masih banyak sekolah kekurangan guru PNS. Bukan hanya SD yang kurang, SMP, dan SMA juga banyak kekurangan guru. Diatribusi guru sebelum SMA ditarik ke Provinsi Sulsel.

Sekolah yang kekurangan lima guru. Ditutupi satu hingga dua guru. Arrinya masih ada kekurangam tiga guru lagi dalam satu sekolah. Guru SD ini dominan guru kelas. Hanya mata pelajaran penjas dan agama yang menggunakan guru pelajaran. Makanya dalam satu sekolah kadang tiga guru agama. Terkadang ada tiga agama dianut siswanya. (shd)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan