Defisit Rp. 9 Triliun, Fadli Zon: BPJS Kesehatan Mau Enaknya Saja…

Delapan penyakit itu menurut BPJS Kesehatan menjadi penyebab begitu besarnya defisit. Karena pengobatannya berlangsung lama. Menteri Kesehatan (Menkes), Nila F Moeloek juga sempat menuturkan pembiayaan pasien gagal ginjal saja selama ini sudah mencapai Rp 2,3 triliun.
Diketahui, tiap BPJS juga harus menanggung biaya sekitar Rp 300 juta untuk satu pasien saat menjalani operasi jantung. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Syahlina Zuhal.
Menurut Syahlina, pengobatan operasi jantung bahkam bisa mencapai hampir Rp 300 jutaan per kasus operasi meski penyakit jantung bawaan. Tak heran penyakit jantung menjadi juara membuat beban biaya BPJS membengkak.
"Kami membantu pasien dari prasejahtera maka dapat dibantu menjadi lebih rendah biayanya oleh RS Harapan Kita," ujar Syahlina.
Dia menambahkan selama ini pasien YJI ditanggung oleh YJI yang biayanya mendapatkan donasi dari masyarakat untuk membantu operasi penyakit jantung bawaan masyarakat prasejahtera. Sejauh ini sudah lebih dari 3 ribu pasien menjalani operasi berkat uluran tangan YJI sejak 36 tahun lalu.
Pernyataan Ketua Umum YJI Syahlina Zuhal dibenarkan oleh pihak BPJS. Kepala Humas BPJS Kesehatan Nopi Hidayat menjelaskan rata-rata selama 3 tahun terakhir, sebanyak 20 persen pembiayaan BPJS hanya untuk menanggung penyakit katastropik. Paling tinggi adalah untuk membiayai penyakit jantung.
"Jantung adalah penyakit katastropik paling tinggi beban biayanya. (Operasi) bisa ditanggung sepenuhnya oleh BPJS selama sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku," tegas Nopi.