Rektor Unhas Disebut sebagai Dalang Penolakan Pembangunan Sekolah

FAJAR.CO.ID -- Diduga kuat ada pihak-pihak yang tidak senang pada pembangunan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ibnu Sina yang berada di Jalan Sunu, Kompleks Perumahan Unhas Bara-Baraya, Kota Makassar.
Salah satu yang diduga menolak pembangunan sekolah enam lantai tersebut adalah Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dwi Ariesta.
Hal ini dikatakan langsung oleh pemilik Yayasan Amal Jariyah Ibnu Sina, Qayyum Munarki, ketika menggelar konferensi pers di Gedung Sekolah Islam Terpadu Ibnu Sina, Kamis (14/12/17).
"Keterlibatan Rektor Unhas kami ketahui setelah kami didatangi oleh aparat kepolisian Makassar yang memperlihatkan surat Ibu Rektor Unhas kepada Kapolda Sulsel. Itu jelas sekali," tutur Qayyum.
"Kemudian kita lihat pemuda di-back-up penuh oleh Rektor Unhas dan difasilitasi dengan mobil bus Unhas yang mengantar orang-orang itu ke balai kota."
Pembanguna Sekolah Islam Terpadu sejatinya bernilai positif bagi pendidikan, tetapi anehnya rencana ini justru ditolak oleh warga sekitar.
"Tetapi, pihak-pihak yang merasa dirugikan atau merasa diambil kepentingannya itu kemudian menggalang upaya-upaya menolak membangun Sekolah Islam Terpadu Ibnu Sina ini," tambah Qayyum.
Kisruh penolakan kehadiran Sekolah Islam Terpadu Ibnu Sina sudah berlangsung sejak 2013 sewaktu pendiri dituding melanggar izin membangun bangunan (IMB) yang hanya dua lantai, tetapi pembangunan menjadi enam lantai.
"Tuduhan ini terbantahkan dengan sendirinya ketika Kadis PM&PTSP menunjukkan surat permohonan IMB yang sudah ditandatangani oleh tetangga, di situ jelas sekali tertulis akan membangun baru sekolah enam lantai," jelas Qayyum. (sul/fajar)