Seperti Danau, 60 Hektar Sawah Terendam Banjir

FAJAR.CO.ID, KEDIRI – Akibat diguyur hujan dengan intensitas lama debit Sungai Kresek meningkat. Air sungai yang meluap pada Rabu malam (20/12) itu menyebabkan sekitar 60 hektare (ha) sawah di Desa Putih, Kecamatan Gampengrejo terendam banjir.
Tanggul sungai tidak mampu menahan air hujan sehingga tanggul jebol. Efeknya, para petani di desa tersebut mengalami kerugian sampai puluhan juta rupiah.
Pantauan Jawa Pos Radar Kediri kemarin siang, terlihat hamparan sawah seluas 60 ha, tepat di barat rel kereta api (KA) Desa Putih seperti danau. Genangan air menutupi sawah yang kebanyakan ditanami padi.
Beberapa lubang irigasi yang biasanya airnya menuju sungai berbalik arah menuju sawah petani. Sebab posisi sungai lebih tinggi dari sawah. “Banjir gini sudah langganan setiap tahun Mas dan tidak ada solusinya,” terang Ali Imron, 51, petani Desa Putih, yang sawahnya terendam.
Empat petak sawah padi seluas 2 ha miliknya tergenang. Padahal dia baru satu bulan menanam benih di sana. Akibat rendaman banjir ini, benih padinya sudah tidak terlihat lagi. Semua tersapu banjir. “Kalau rugi ya pasti rugi Mas,” ungkap Ali saat ditemui di sawahnya, kemarin.
Ia mengaku, merugi sampai belasan juta rupiah. Ini karena Ali telah mengeluarkan biaya sekitar Rp 7 juta untuk beli benih. Itu belum biaya tenaga kerja hingga Rp 4 juta.
“Itu belum termasuk kerugian pupuk juga. Tapi ini yang termasuk rugi yang rendah Mas daripada punya teman-teman lainnya,” urainya.
Melihat sawahnya terendam, Ali hanya bisa pasrah. Debit air setinggi itu jika disedot diesel pun tidak akan habis. “Biasanya akan surut dalam waktu tiga hari ke depan. Tapi syaratnya wilayah selatan juga tidak hujan lebih dari dua jam,” tegasnya.
Menanggapi hal ini, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Randi Agata Sakaira menerangkan bahwa pihaknya telah menerima laporan. Personelnya telah turun mengecek. Hasilnya, diketahui ada tanggul Sungai Kresek yang jebol sepanjang tiga meter. “Kita koordinasikan dengan desa ternyata desa sudah bisa mengatasi untuk menutup kembali tanggul yang jebol,” jelasnya.
Sementara itu, terkait banjir yang melanda Desa Petok dan Mondo di Kecamatan Mojo pada Rabu sore (20/12) juga disebabkan beberapa tanggul sungai di Desa Sidomulyo dan Puhrubuh, Kecamatan Semen yang jebol. Tanggul tak mampu menahan debit air yang tinggi.
Tidak hanya itu, jebolnya tanggul diduga juga disebabkan aliran sungai di dua dusun tersumbat sampah warga. Informasi koran ini, di lokasi jebolnya tanggul terlihat ada tiga titik terparah. Dua di Puhrubuh dan satu di Sidomulyo.
Imbasnya, air hujan di Sungai Klepu meluap ke areal sawah. Bahkan, menuju rumah-rumah di bawah tanggul jebol tersebut. “Banjir terus turun melewati sawah-sawah Mas karena tanggul jebol,” terang Ulumudin, 31, warga Puhrubuh.
Menurutnya, keadaan tersebut sudah langganan setiap tahunnya. Tanggul di Sungai Klepu memang termasuk muara dari tiga aliran sungai dari lereng Gunung Wilis. Walaupun tiga sungai kecil, namun di musim hujan sangat berbahaya.
“Terlebih untuk Sungai Petuk dari salah satu sungai menuju Sungai Klepu tersebut malah air dari Selopanggung, Semen juga lewat situ,” ungkapnya.
Ulum mengungkapkan, faktor lainnya adalah banyaknya sampah di sungai yang diduga menyumbat alirannya. “Saat hujan deras, sungai dekat Jalan Bagruk, Puhrubuh (salah satu aliran ke Klepu) kerap meluap. Sampah-sampahnya sampai ke jalan-jalan kalau sungai meluap,” paparnya.
Dam Petuk yang alirannya menuju Klepu pun turut andil dalam banjir dua desa di Mojo. Sebab terkait penataan buka tutup air dam jarang diperhatikan. “Karena jarang sekali dicek, aliran air di sungai itu tidak terkontrol dengan baik,” tegasnya.
Menanggapi hal ini, Randi membenarkan sampah-sampah di sungai turut membuat tanggul jebol. Maka, dia menyarankan, agar warga sekitar sungai juga menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah ke aliran sungai. “Kalau warga menjaga alam dengan tidak membuang sampah sembarangan. Pastinya alam juga akan ikut menjaga manusia,” tegasnya.
Untuk diketahui, akibat jebolnya tanggul Sungai Klepu. Debit air yang tinggi menerjang sawah hingga pemukiman. Banjir sempat masuk ke 50 rumah warga. Jalan raya Kediri-Tulungagung via Mojo pun lumpuh akibat genangan air hingga lutut orang dewasa. (Fajar/JPR)