Pesan Natal Inkonsisten dan Tidak Pancasilais

  • Bagikan
Ketua Progres 98, Faizal Assegaf
Lebih khusus, pesan serta pemaknaan Natal dalam konteks kebangsaan dan penegakkan keadilan, terbukti gereja sangat inkonsisten dan tidak Pancasilias. Hal itu terlihat dari sikap tidak fairless gereja yang bungkam terhadap kasus mega korupsi BLBI dan kejahatan separatis di Papua yang pelakunya adalah non muslim. Padahal, kedua masalah tersebut telah memicu ketegangan antar umat beragama. Lebih jauh, persoalan LGBT, maraknya narkoba dan miras yang telah merusak kehidupan rakyat, secara sengaja diabaikan. Sehingga diduga adanya peran dan kepentingan misionaris gereja sehingga bersikap bungkam? Sebalinya, ketakutan gereja jelang Natal hanya pada doktrin politik yang bertujuan menyudutkan kelompok agama tertentu dengan isu intoleran, radikal dan teroris. Jaringan media yang dikuasai bertindak tidak objektif. Semoga di tahun depan perayaan Natal tidak kembali didramatisir. Bila ada oknum yang bertujuan melancarkan serangan kepada rumah ibadah, mereka adalah musuh bersama bangsa Indonesia. Jangan pernah menjadikan agama sebagai instrumen penyebaran kebencian dan kelicikan. Tindakan itu jelas merupakan sumber kebohongan, ketakutan dan kejahatan yang membuat Tuhan tertawa! (***)  
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan