Selalu Pilih Figur Nonparpol, Prabowo Subianto Disindir Ray Rangkuti

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Keputusan partai Gerindra dalam memilih figur yang didukungnya di Pilkada serentak 2018 selalu menuai kontroversi. Selain kerap memilih sosok yang kurang populis, partai berlambang burung garuda ini juga kerap kali mendukung figur non partai.
Menanggapi hal itu, pengamat politik dari Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti mengatakan, sebagai partai yang telah 13 tahun berdiri, Gerindra seolah acuh atas sistem pengkaderan yang selama ini telah dijalankan di internal partainya.
“Ini kan akan mematikan generasi di lingkungan partai, lebih dari itu partai seperti tidak memiliki mekanisme reward kepada kader yang telah memiliki kontribusi cukup di partai politik," kata Ray di D Hotel, Jakarta, Selasa (26/12).
Menurut pandangan Ray, saat ini partai Gerindra hanya mempertimbangkan ambisinya untuk memenangkan kursi gubernur di sejumlah provinsi yang tahun depan akan menggelar pilgub.
Sebab, kata Ray, dominasi kekuasaan di daerah akan memuluskan langkah Prabowo Subianto untuk menggantikan presiden Joko Widodo sebagai presiden di pilpres 2019.
"Tujuan pemilu itu kan bukan sekadar kalah dan menang, tapi sirkulasi generasi itu juga penting, sehingga tidak memunculkan keputusasaan di internal partai politik baik di pusat ataupun daerah," ungkapnya.
Diketahui, partai Gerindra baru-baru ini telah menunjuk mantan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said untuk maju di pilkada Jatim 2018. Keputusan itu tentu saja sekaligus memupus harapan kader Gerindra Ferry Julianto yang sebelumnya akan digadang-gadang sebagai cagub Jateng.