Cinta Berakhir Tragis, Sepasang Remaja Dihukum Mati Keluarga

FAJAR.CO.ID -- Malam itu, ajakan makan terakhir oleh sang ayah ditolak Ghani Rehman. Dia memilih menunggu di kamar. Menunggu hukuman mati yang dijatuhkan padanya.
Saudara perempuannya kemudian datang menemuinya dan remaja itu memberi mereka hadiah kecil untuk mengingatnya. Masing-masing sebungkus permen mint.
Anak laki-laki berusia 18 tahun itu tahu apa yang akan terjadi kemudian. Dia akan dihukum mati. Bukan berdasar putusan pengadilan dan dilakukan oleh otoritas berwenang. Ghani akan dihukum mati oleh ayahnya sendiri.
Kurang dari 24 jam sebelumnya, kekasihnya, anak tetangga berusia 15 tahun bernama Bakhtaja, juga diikat dan disetrum mati oleh keluarganya sendiri.
Dan malam ini, giliran Ghani. Ayahnya selesai makan malam dan masuk kamar anak lelakinya itu. Dengan bantuan pamannya, dia mengikat anaknya ke tempat tidur dengan tali. Satu tangan dan satu kaki juga diikat ke tempat tidur. Ikatan menggunakan kabel listrik yang sudah dilepas dari pelindungnya.
Bakhtaja mengalami 10 menit goncangan listrik yang membakar hidup-hidup dirinya sebelum dia meninggal. Sementara Ghani membutuhkan waktu lebih lama untuk kehilangan nyawa. Tragis, adalah pamannya yang kemudian mencekiknya sampai mati karena Ghani tidak juga meninggal dunia. Sepasang remaja malang itu kemudian dimakamkan di tengah malam.
Di Pakistan, pembunuhan ilegal yang disebut “pembunuhan kehormatan” adalah wabah. Dan perempuan merupakan korban utamanya.
Lebih banyak perempuan Pakistan dibunuh di tangan anggota keluarga dekat karena dinilai memiliki perilaku yang tidak bermoral. Angka pembunuhan kehormatan itu jauh lebih banyak dari kematian warga sipil karena terorisme.