Ikatan Guru Indonesia Minta USBN di SD Dibatalkan

FAJAR.CO.ID -- Ikatan Guru Indonesia (IGI) angkat suara terkait rencana penerapan ujian sekolah berstandar nasional (USBN) di jenjang SD yang mengujikan delapan mata pelajaran (mapel). IGI meminta kebijakan ini dibatalkan.
’’Ini (USBN) jelas upaya menentang pendidikan karakter,’’ kata Ketua Umum IGI, Muhammad Ramli Rahim, saat dihubungi kemarin (29/12/2017).
Dia menjelaskan, penambahan mapel di USBN jenjang SD itu berlawanan dengan penguatan pendidikan karakter yang digaungkan Presiden Joko Widodo.
Sebab pada praktiknya nanti, penambahan mapel itu bakal semakin membuat sisi dan guru berpacu mengejar angka USBN setinggi-tingginya.
Sehingga upaya penguatan pendidikan karakter di SD, yang menjadi pondasi pendidikan masa depan, bakal kian terabaikan.
Menurut dia pembelajaran di SD sebaiknya berfokus pada penanaman dan penguatan pendidikan karakter.
Selain itu konsekuensi adanya 25 persen butir soal USBN dari Kemendikbud, bakal menjadi beban di banyak sekolah. Sebab tidak bisa dipungkiri kondisi SD di Indonesia sangat beragam kualitasnya.
’’Masih banyak SD yang guru PNS-nya hanya dua orang. Bahkan ada yang satu orang, itupun merangkap sebagai kepala sekolah,’’ ungkapnya.
Ramli juga menjelaskan memperbanyak jumlah mapel dalam USBN di SD menjadi cermin bahwa pemerintah pusat tidak percaya kepada sekolah.
Sebaiknya urusan ujian akhir di SD dipasarahkan kepada guru di masing-masing sekolah.
Bagi Ramli pemerintah sejatinya tidak perlu menambah persoalan baru. Khusus untuk pendidikan jenjang SD, pemerintah pusat harusnya berfokus pada pemenuhan layanan dasar seperti dicukupinya jumlah guru PNS di seluruh unit SD.