Stok Beras di Sulsel Aman untuk 20 Bulan ke Depan

Stok yang dimiliki Sulsel 82.000 ton dan over stok 2,6 juta ton, serta Sulsel akan kembali panen beras pada 17 Januari mendatang.
“Rencana impor yang dicanangkan tidak haram, kita maklumi kondisi yang ada. Ketersedian kita di Sulsel merupakan bagian dari emergency system, semua bupati bekerja keras, Sulsel bisa suplai daerah lain,” sebutnya.
Sumarjo Gatot Irianto, mengungkap temuan dilapangan beras yang ada di Sulsel dijual dibawah HET dan beras kualitas premium di jual dengan harga kualitas medium.
Adapun langkah-langkah antisipasi yang dilakukan Pemprov Sulsel melakukan penetrasi harga melalui Operasi Pasar (OP) beras medium Bulog dengan harga Rp 9.000/Kg.
Saat ini, Pemprov dan Bulog serta Satgas Polda Sulsel terus melakukan koordinasi. Sulsel juga membantu provinsi lain, pada bulan Januari 2018, seperti DKI Jakarta. Dimana Sulsel telah mengirim 50.000 ton. Sementara itu, untuk Kota Medan, Pekanbaru, Palembang, Bengkulu, Jambi, Karawang dan Provinsi Maluku sebesar 1.000 ton, Papua 2.000 ton, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan masing-masing 1.000 ton.
--
Guna menstabilisasi harga, Pemprov Sulsel melakukan pengawasan operasi pasar. Berikut langkah-langkahnya:
1. Pemprov Sulsel mendukung langkah Kementrian Perdagangan untuk mengantisipasi gap (perbedaan) harga beras medium di pasaran dengan HET yang ditetapkan pemerintah Rp9.450/Kg
2.Situasi harga beras medium di Sulsel rata-rata dibawah HET Rp9.145/Kg. Dan stok yang dikuasai saat ini 82.000 ton, ketahanan 20 bulan kedepan, siap untuk mensuplai provinsi defisit. Panen periode Januari hingga Maret 2018 di Sulsel diproyeksi 1 (satu) juta ton beras.