Rumah Misterius Bertiang Satu di Enrekang, Dibangun atas Permintaan Seseorang

  • Bagikan
Inilah tiang tunggal yang menopang rumah 12 kamar di Desa Limbuang, Enrekang. (Foto: Imam Rahmanto)
Beratapkan rumbia, ditopang 41 tiang. Delapan tiang berjejer rapi di masing-masing kolom. Satu tiang yang berada di tengah menjadi penyempurna jumlah ke-41. Uniknya, ada 41 jendela mengelilingi dinding-dinding rumah. Seperti rumah bertiang satu, jumlah itu menjadi pertanda total kamar yang disediakan. Ketika dicek, rumah kosong melompong. Beberapa bagian bangunan juga lapuk lebih banyak. Atapnya sudah tak mampu lagi sekadar menopang curah hujan lebih banyak. Pijakan anak tangganya juga sudah keropos. Sekali injak, kayu berderak bakal menjadi pemecah kesunyian. Ada dua kelokan tangga. Namun totalnya juga tepat berjumlah 41 anak tangga. Jumlah itu serupa dengan rumah bertiang satu, yang juga memiliki 12 anak tangga, bersesesuaian jumlah kamarnya. Tak ada tanda-tanda kedua bangunan itu ditinggali masyarakat sekitar. Apalagi, jaraknya cukup jauh dari perkampungan warga. Butuh sekira 30 menit dari pusat desa untuk mencapai lokasi di antara rumpun pohon enau itu. Tentu saja, kaki harus melintasi sawah dan kebun-kebun warga. Pengetahuan tentang rumah itu sebenarnya bermula dari unggahan seorang pemuda di media sosial. Ia menyebutkan rumah itu sudah tak terurus lagi. Lapuk dimakan usia. Padahal, rumah unik itu bisa jadi merupakan peninggalan sejarah. Karena penasaran, kami mencoba menelusurinya. Tak ada yang warga yang tak mengenali rumah di tengah rimba itu. Hanya saja, mereka seolah enggan membagikan kisah di balik pembangunannya. Apalagi, rumah adat itu terlihat tak lazim dan bertolak belakang dengan pemahaman masyarakat.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan