Hacker Beraksi di Jepang, Sukses Curi Rp 6,8 Triliun

FAJAR.CO.ID -- Hacker dilaporkan mencuri senilai 380 juta Poundsterling atau sekitar Rp 6,8 triliun dari salah satu bursa digital terbesar di Jepang.
Pencurian cryptocurrency (mata uang kripto untuk pembayaran digital) yang terbesar di dunia ini dilaporkan terjadi di Jepang pada Jumat waktu setempat.
Coincheck, yang berbasis di Tokyo, mengatakan sekitar 523 juta koin NEM pertukaran dikirim ke akun lain sekitar pukul 03:00 waktu setempat pada hari Jumat pagi. Bursa telah menangguhkan deposito dan penarikan untuk semua kriptocurrencies kecuali Bitcoin.
Aset yang dicuri dilaporkan disimpan dalam "dompet panas", sebuah opsi penyimpanan digital yang terhubung ke internet, berlawanan dengan "dompet dingin", di mana aset disimpan secara offline.
Coincheck mengatakan bahwa ia memiliki alamat digital dari tempat kripto yang dicuri dikirim dan melihat apakah mungkin memulihkan aset tersebut.
Seorang wakil bursa yang tidak disebutkan namanya mengatakan Coincheck mungkin tidak dapat mengembalikan kerugian tersebut, kantor berita Kyodo Jepang melaporkan. Perusahaan sedang memeriksa berapa banyak pelanggan yang mungkin telah terpengaruh oleh pencurian tersebut.
Media Jepang, NHK, meneragkan, Coincheck telah melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan ke Badan Layanan Keuangan Jepang.
Coincheck, yang berkantor pusat di Shibuya, didirikan pada tahun 2012 oleh Yusuke Otsuka dan Koichiro Wada. Insiden ini diyakini sebagai kasus pencurian cryptocurrency terbesar yang pernah terjadi. (The Independent/amr/fajar)