Jokowi Harus Waspada, “Duo F” Siapkan Kartu Merah

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Setelah seorang mahasiswa UI bernama Zaadit berani mengeluarkan kartu kuning kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), giliran Duo F (Fahri dan Fadli) yang sama-sama Pimpinan DPR RI justru ingin mengeluarkan kartu merah untuk presiden. Duo F menilai Jokowi gagal menjalankan roda pemerintahannya selama ini. Kartu merah yang disiapkan telah ditunjukkan Fahri Hamzah selaku Presidium Keluarga Alumni Kesatuan Alsi Mahasiswa Muslim Indoneisaa (LA-KAMMI), saat membuka pelaksanaan Musyawarah Kerja Nasional pertama KA-KAMMI di Hotel Royal Kuningan, Jakarta (3/2/2018). “Kalau kartu merah sudah keluar, maka presiden semestinya keluar gelanggang. Kebetulan saya mengantongj kartu merah, belum tau mau diapain ini kartu,” kata Fahri. Pernyataan Fadli Zon yang diundang ke panggung untuk memberikan sambutan dalam pembukaan, memperkuat pernyataan koleganya itu. Politisi Partai Gerindra itu mencatat 100 janji Jokowi saat kampanye belum semuanya terealisasi. “Dan, seingat saya baru penetapan hari santri yang sudah Pak Jokowi tepati,” seloroh Fadli saat menyampaikan sambutana pada acara yang sama. Menurut Fadli, jika kartu merah sudah dikeluarkan kepada Jokowi, maka selesai satu periode ini, dan jangan berharap untuk maju lagi pada Pilpres 2019 nanti. “Enough ya enough. Sudah tak perlu lagi untuk bertarung pada Pilres 2019, karena kenyataannya ketika dipercaya rakyat Indonesia, tidak berhasil,” tegas vokalis Gerindra itu, saat diwawancarai awak media. Sehari sebelumnya (Jumat, 2/2) Zaadit Taqwa, Ketua BEM UI, mengeluarkan kartu kuning saat Presiden Joko Widodo menghadiri Dies Natalis Universitas Indonesia sebagai tanda protes. Akibat ulahnya itu, Zaadit pun digiring dari ruangan oleh sejumlah aparat polisi dan tentara. KA-KAMMI menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I, pada 3-4 Februari, mengangkat tema besar “Indonesia Baru, Pemimpin Baru, Arah Baru Indonesia”. Ada tiga agenda penting yang akan dibahas, yakni konsep dan arah baru Indonesia ke depan, calon presiden alternatif yang akan diusulkan oleh KA-KAMMI kepada partai politik dan publik, dan Pawai Kebangsaan sebagai cara organisasi dalam mengawal Indonesia Baru, Pemimpin Baru dan Arah Baru Indonesia, serta menghimpun semua kekuatan bangsa. Untuk diketahui, Fahri Hamzah pada 29 Maret 1998 mendirikan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) sebagai organisasi motor reformasi ditandai tumbangnya Suharto dan orde baru. Kemudian, November 2016, bersama-sama para alumni KAMMI, Fahri Hamzah mendirikan wadah para alumni KAMMI yang telah berkarya di berbagai sektor dalam sebuah organisasi KA-KAMMI. Fahri Hamzah kemudian diberikan mandat untuk memimpin sebagai Presiden KA KAMMI yang pertama. (*/fajar)  
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan