Perselisihan bupati tolitoli dengan wakilnya belum sepenuhnya padam, meski sudah didamaikan sejumlah pihak.
========================
MUCHSIN SIRADJUDIN, Tolitoli
FOLLY AKBAR, Jakarta
========================
PEMICU awalnya diduga adalah bupati menolak mengganti kepala dinas transmigrasi yang diusulkan wakil bupati.
Bupati
tolitoli, Mohammad Saleh Bantilan, tak pernah merasa ada masalah dengan sang wakil, Abdul Rahman H.
Buding.
Karena itu, sampai sekarang dia juga tak paham apa yang melatarbelakangi insiden pada Rabu lalu (31/1/2018).
”Waktu dia datang, saya sampai ucapkan selamat datang. Tapi, tiba-tiba tendang meja dan sebagainya,” ujar
Saleh ketika ditemui Jawa Pos di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Jumat malam (2/2/2018).
Pertengkaran yang nyaris berakhir adu jotos antardua pemimpin tertinggi di kabupaten yang terletak di Sulawesi
Tengah tersebut terjadi di Gedung Wanita,
tolitoli.
Saat itu tengah dilaksanakan pelantikan pejabat eselon II serta ratusan kepala sekolah dasar.
Seperti ditulis Radar Sulteng (Jawa Pos Group), ketika itu, pada awalnya seluruh proses berjalan lancar.
Namun, di pengujung acara, Abdul Rahman yang baru datang dari
palu,
sulawesi tengah, langsung menuju
podium tempat bupati dan Sekkab Mukaddis Syamsuddin duduk.
Wabup lantas menanyakan sesuatu kepada Mukaddis yang kemudian memanggil Gusti Saudah selaku kepala seksi
kepegawaian.
Tujuannya, Gusti diminta menjelaskan sesuatu yang tertera dalam beberapa lembar kertas yang dipegang Wabup.
Tak lama kemudian, kertas yang dipegang tersebut disobek Wabup.